Page 599 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 599

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

               daerah yang korup dan perlawanan terhadapnya. Im-
               plementasi desentralisasi fiskal setelah dekolektivisasi, yang
               memungkinkan terciptanya kota-kota baru untuk mengatur
               keuangan mereka sendiri dengan cara mempertahankan
               sebagian pajak yang dikumpulkan untuk pemerintah pusat,
               secara efektif ‘membuka jalan untuk berkembangbiaknya
               denda, pembayaran, dan pemerasan dengan berbagai
               alasan’ -oleh pemerintah lokal yang korup (Chen dan Wu
               2006, 171). Pada tahun 1994 ketika pemerintah pusat
               mengalihkan tanggung jawab negara untuk layanan ke-
               sehatan, pendidikan dan layanan  publik lainnya kepada
               daerah  dan kotapraja, para pejabat lokal semakin memeras
               para petani dengan tujuan untuk menjalankan birokrasi
               yang berdana kecil dan semakin gemuk dan untuk
               kepentingan pribadi (Chen dan Wu 2006, 151-2). ‘Beban’
               pajak para petani mulai di luar kendali, terutama di pro-
               vinsi-propinsi pusat penghasil padi dan daerah pegunungan
               barat di mana sumber-sumber pendapatan alternatif mulai
               terbatas.
                    Di sisi lain, pemerintah pusat menyeimbangkan ke-
               bijakan fiskal dan  pajaknya dengan serangkaian undang-
               undang dan peraturan yang memberikan para petani hak
               untuk menolak pajak dan biaya yang tidak sah dan
               mengajukan tuntutan hukum kolektif terhadappemerintah
               daerah, dan menetapkan batas 5 per sen pajak dan biaya
               daerah (Bernstein 1994, 71 ;‘Decision on Alleviating’ 1997;
               Li L. 2006, 253; 2005 Tang, 28). Inisiatif –inisiatif tersebut
               memungkinkan pemerintah pusat untuk mendaku diri
               sebagai penjamin kepentingan para petani dan ‘me-
               nyalahkan’ langsung ke bawah kepada tingkat lokal.
               Tampaknya mereka juga bermaksud untuk menyalurkan
               aktivisme petani ke dalam arena petisi hukum dan
               pengadilan-pengadilan yang sah, dan dengan demikian
               menjauhkan  protes dan aksi bersama. Tentu saja, ber-
               samaan dengan perkembangan  LSM di Cina pada 1990-


                                                                  585
   594   595   596   597   598   599   600   601   602   603   604