Page 596 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 596

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

            China pada tahun 2005 mengakibatkan kerugian sebesar
            US $ 208 juta pada pendapatan para petani dan hilangnya
            720.000 lapangan pekerjaan (Chan 2006, 2-3). Di bawah
            pengaruh WTO, petani China dengan demikian mengalami
            peningkatan impor, penurunan harga lokal, kesulitan dalam
            menjual hasil panen mereka di pasar domestik, serta
            kerusakan dan kehancuran yang semakin meningkat yang
            keduanya berpengaruh pada para petani kecil dalam skala
            global dan membentuk isu-isu penting dalam perkem-
            bangan gerakan agraria transnasional.

            Aksi Bersama Masyarakat Pedesaan, Kekuasaan Lokal
            dan Negara Pusat yang Korup
                 Uraian panjang di atas memberikan  konteks untuk
            menganalisis  perkembangbiakan perlawanan terbuka
            pedesaan selama hampir 20 tahun terakhir. Menurut
            Menteri Keamanan Umum, jumlah ‘peristiwa massa’,
            termasuk protes, demonstrasi, penutupan jalan dan
            ‘kerusuhan’ yang mengakibatkan kerugian besar terhadap
            orang  dan/ atau harta benda, berada pada angka  8.700
            pada tahun 1993. Angka itu meningkat menjadi 13.000 di
            1996;  58.000 pada tahun 2003; 74.000 pada tahun 2004
            (melibatkan 3,7 juta orang); dan 87.000 pada tahun 2005,
            dengan kemungkinan  sebanyak 5 juta peserta (Li L. 2006,
            250). Empat puluh sampai lima puluh persen dari
            kerusuhan itu terjadi di daerah pedesaan, sebagian besar
            sisanya adalah protes buruh perkotaan (Tanner 2005, 196-
            97; ‘Highlights’ 2004).
                 Kesenjangan sosial yang semakin besar menjadi tema
            pokok yang mendasari protes yang terus-menerus. Pada
            pertengahan 1980-an ketika perlawanan mulai muncul ke
            permukaan secara teratur, sebagian besar berupa, aksi’balas
            dendam’ (baohu) atau kekerasanindividual diam-diam,
            yang menargetkan para pemungut pajak, para kader desa
            dan kotapraja yang korup, dan orang kaya baru di desa


            582
   591   592   593   594   595   596   597   598   599   600   601