Page 610 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 610
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
Hasilnya di banyak tempat, seperti penulis lain
katakan, adalah “persekutuan elit” yang ‘bermunculan’
yang mencakup para pejabat pemerintah kota, perusahaan,
pemimpin desa, pejabat pemerintah di daerah atau tingkat
yang lebih tinggi, dan preman sewaan- [yang] disebut oleh
petani sebagai “kekuatan hitam”. Persekutuan ini mengen-
dalikan area desa dengan kekerasan’(Li F. 2006, 2).
Perebutan Tanah
Kemudian dalam jejaring represi negara yang semakin
kuat dan tingkat baru kekerasan brutalitas dan degradasi
manusia yang diciptakan oleh korupsi dan kejahatan yang
disetujui secara resmi inilah, sejak akhir tahun 1990-an
perjuangan tanah muncul mengemuka sebagai bentuk
utama protes pedesaan. Karena perampasan tanah meng-
hancurkan mata pencaharian dan kelangsungan hidup
petani, memiliki dampak yang lebih besar daripada penya-
lahgunaan biaya dan pajak, dengan demikian hal itu
merupakan akar dari meningkatnya perlawanan dan
kekerasan. Tapi seperti ditunjukkan oleh besarnya jumlah
keluarga yang kehilangan tanah mereka, perebutan tanah
ini biasanya berakhir dalam kegagalan.
Perjuangan tiga tahun penduduk Sanchawang di Pro-
pinsi Shaanxi – salah satu di antara ribuan contoh – sangat
khas. Pada akhir tahun 2002 setelah pemerintah daerah
merampassebagian tanah penduduk desa dan mereka
mengetahui bahwa para pegawai pemerintah telah
menyewakan tanah tersebut 50 kali dari yang dibayarkan
kepada mereka, hampir 800 dari mereka memblokir
pembangunan zona pembangunan di tanah tersebut.
Mereka mengorganisir 16 tim yang bergantian melakukan
aksi duduk. Namun pada musim semi berikutnya, polisi
beserta lebih dari 300 pekerja konstruksi bergerak untuk
membubarkan pendudukan. Setelah itu penduduk desa
menyusun petisi dan membawanya ke Beijing, namun
596

