Page 613 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 613

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

               di pedesaan (Kahn 2006b, 3A). Memang di tahun tersebut
               , menurut Departemen Pertanian dan sumber Daya,
               131.000 penyitaan tanah ilegal melibatkan 100.000 hektar
               tanah masih berlangsung (‘Illegal Land grabs Up’2007).
               Pada awal tahun 2007, National People’s Congress me-
               ngesahkan undang-undang yang membatasi syarat-syarat
               pemindahan hak atas tanah pedesaan yang disewakan dan
               melarang pemindahan tanah dengan rumah  ada di atasny
               (‘NPC’ 2007). Namun tampaknya peraturan ini hanya
               sedikit  mampu mencegah ‘koalisi jahat’ para pejabat
               dengan para pengembang  dalam pengambilalihan tanah
               ilegal, atau dalam menggunakan kekerasan untuk men-
               jalankannya. Banyak laporan yang terus muncul ke
               permukaan, seperti kasus desa Yutian dekat Harbin di
               Propinsi Heilongjiang, pada Agustus 2007 penduduk yang
               menerima uang kompensasi yang kurang bentrok dengan
               polisi dan preman bersenjata yang dikirim oleh pengem-
               bang  untuk merampas tanah pertanian serta untuk meng-
               hancurkan rumah mereka (‘Farmers in Revolt’2007; lihat
               juga ‘Farmers Protesting’2007).
                    Sementara itu, banyak petani dan buruh  tak berpunya
               yang menyadari bahwa  penolakan pemerintah untuk
               menetapkan hak atas tanah yang terjaminan di daerah
               pedesaan terus memberikan batasan bagi dan kemudahan
               pengambilalihan tanah pedesaan untuk industri, perluasan
               perkotaan atau pembangunan infrastruktur transportasi.
               Kontradiksi ini menjadi dasar sinisme dan kemarahan di
               antara mereka mengenai partai dan pemerintah pusat
               maupun pemerintah daerah(Pils 2005, 288; Cody 2006,
               14A;  Thornton 1999, 27-8). Kurangnya perbaikan di
               pengadilan dan ruang-ruang petisi hanya memperkuat
               menurunnya legitimasi pemerintah di mata masyarakat.
               Komentar-komentar  seperti “Masyarakat dapat melihat
               bagaimana korupnya pemerintah sementara rakyat hampir
               tidak memiliki cukup makan” dan “Para pejabat peme-


                                                                  599
   608   609   610   611   612   613   614   615   616   617   618