Page 621 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 621
Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka
Selama beberapa tahun berikutnya, meskipun Via
Campesina terus menghubungkan masalah tanah pertanian
dan pangan dengan ICESCR, tujuan utama kampanye
agrarianya adalah menjadi lawan politik bagi ‘market-as-
sisted agrarian reform’(Borras 2004), yang dikembangkan
dan diperkenalkan oleh World Bank pada tahun 1998.
Melawan prinsip “tanah . . . adalah untuk dibeli mereka
yang memiliki modal “, yang dalam pandangannya
mendukung kebijakan tanah World Bank dan menem-
patkannya untuk melayani modal transnasional, Via Cam-
pesina mengusulkan bahwa kepemilikan tanah pedesaan
harus sesuai dengan kriteria ‘hanya mereka yang mengolah
tanah memiliki hak atas tanah ‘, dan berdasarkan hal itu
mengartikulasikan prinsip alternatif ‘Ukuran maksimum
kepemilikan sosial atas tanah ’(Borras 2004, 11). Pada
tahun 2002, bersama dengan organisasi lain dengan tegas
menolak kebijakan tanah World Bank, berpendapat bahwa
kebijakan itu dirancang untuk ‘menghindari redistribusi
landed property’ dan ‘mengalihkan, merusak, membagi,
dan menekan gerakan-gerakan petani tunakisma (seperti
dikutip dalam Borras 2004, 13-14). Dengan memfokuskan
pada World Bank, kampanye agraria Via Campesina-FIAN
kemudian mengungkap maksud dan tujuan kebijakan-
kebijakan tanah neoliberal di tingkat instistusi interna-
sional. Tapi hanya sedikit menyoroti perampasan tanah,
penggusuran paksa dan penjarahan yang penting sebagai
strategi akumulasi neoliberal.
Sesungguhnya, hubungan antara akumulasi kapitalis,
penjarahan dan pemiskinan pedesaan timbul lebih menon-
jol dalam kampanye utama Via Campesina yang lain —
yaitu ‘kedaulatan pangan’, di mana WTO menjadi sasaran
utama. Dalam kampanye tersebut organisasi ini berpen-
dapat bahwa sebagai hasil dari implementasinya oleh WTO,
kebijakan neoliberal telah “memaksa ratusan juta petani
untuk menghentikan praktik pertanian tradisional mereka,
607

