Page 461 - Kembali ke Agraria
P. 461
Sinar Harapan, 1 Juni 2010
Pembangunan Pertanian yang Adil
dan Berkelanjutan
UBSTANSI yang diangkat dalam diskusi bertajuk “Alternatif
SPembangunan Pertanian yang Berkelanjutan” di meja redaksi
Sinar Harapan, bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB)
pada 25 Mei 2010 lalu, telah menghidangkan pencerahan tersendiri.
Secara tersirat, diskusi ini berhasil mengurai ketegangan antara
konsep pembangunan pertanian arus utama berhadapan dengan
kritik dan alternatifnya.
Ada empat narasumber yang angkat bicara. Dari Kementerian
Pertanian hadir Prof. Irsal Las (Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian), yang di antaranya menekankan pentingnya perwu-
judan food estate untuk mengamankan ketahanan pangan kita. Setelah
itu, Dwi Andreas Santoso (Dosen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan
IPB) menyajikan fakta dan data yang justru mementahkan konsep
ketahanan pangan dan food estate-nya. Menurut Andreas, urusan
pangan kita masih disetir perusahaan besar lintas negara atau multi-
national corporation.
Sementara itu, Aceng Hidayat (Ketua Departemen Ekonomi
Sumber Daya dan Lingkungan IPB) menyodorkan konsep alternatif
pembangunan pertanian yang dinamai agro-ekologi. Pada intinya,
Aceng menghendaki model pembangunan pertanian yang mene-
kankan keseimbangan antara produktivitas dengan keberlanjutan
lingkungan hidup.
442

