Page 147 - Tanah Hutan Rakyat
P. 147
134 Aristiono Nugroho, dkk
Perbedaan-perbedaan yang ada ditempatkan dan diposisikan
sebagai sesuatu yang penting, yang memberi kesempatan pada
masing-masing pihak untuk berkontribusi secara berbeda.
Ketika masing-masing anggota masyarakat telah berupaya
memberi kontribusi, ternyata areal Desa Kalimendong yang
telah ditanami ketela pohon, jagung, cengkeh, dan kopi
belum memberi hasil yang baik. Oleh karena itu, masyarakat
sepakat untuk menanam salak pondoh dan pohon albasia,
untuk meningkatkan kesejahteraan. Penanaman albasia
dilakukan setelah salak berumur 4 tahun, dengan jarak 5 m x
4 m. Albasia mulai ditanam oleh masyarakat, setelah mereka
berhasil memperbanyak albasia melalui pencangkokan.
Selain itu, masyarakat baru bersedia menanam albasia setelah
salak berumur 4 tahun dan dapat dipanen, sehingga mereka
memiliki pendapatan saat menunggu albasia besar.
Meskipun Kepala Desa Kalimendong telah mendorong
dilakukannya penanaman albasia, untuk menghutankan tanah
milik masyarakat sebagai bentuk konservasi tanah, penanaman
albasia tidak dapat dilakukan secara serentak. Kondisi ini muncul
sebab masing-masing anggota masyarakat memiliki pemikiran,
sikap, tindakan, dan perilakunya sendiri-sendiri, yang satu
sama lain berbeda. Meskipun pencerahan telah diberikan
oleh kepala desa, tetapi masing-masing anggota masyarakat
meresponnya secara berbeda. Ada anggota masyarakat yang
langsung menanam albasia, agar tanahnya terhindar dari
bencana longsor. Tetapi ada juga anggota masyarakat yang
tidak segera menanam albasia, meskipun ia tahu bahwa hal itu
penting, agar tanahnya terhindar dari bencana longsor.