Page 155 - Tanah Hutan Rakyat
P. 155
142 Aristiono Nugroho, dkk
memperlihatkan dua hal penting, yaitu: Pertama, masyarakat
mengalami perkembangan yang menuju keserasian aspek
sosio-ekonomi dan aspek sosio-ekologi. Perkembangan ini
menarik perhatian masyarakat di desa-desa sekitar yang
berada dalam radius sosial masyarakat Desa Kalimendong,
sehingga mempengaruhi mereka dalam berpikir, bersikap,
bertindak, dan berperilaku. Pengaruh terlihat nyata, ketika
masyarakat di desa-desa sekitar Desa Kalimendong bergabung
dengan masyarakat Desa Kalimendong membentuk APHR
(Asosiasi Pemilik Hutan Rakyat); Kedua, masyarakat
mengalami perkembangan peran, ketika berupaya membina
dan melindungi anggota masyarakat yang mengelola tanah
hutan rakyat. Kondisi sosio-ekologi Desa Kalimendong yang
menantang (bertopografi terjal) seringkali mematahkan
semangat anggota masyarakat, sehingga anggota masyarakat
yang bersangkutan membutuhkan pembinaan dan
perlindungan dari masyarakat (melalui tokoh masyarakat).
Kemampuan masyarakat Desa Kalimendong mengelola
tanah hutan rakyat, yang menjadikan kedudukan sosialnya
berada pada posisi khas di antara masyarakat desa-desa lainnya,
merupakan keunggulan masyarakat Desa Kalimendong.
Keunggulan ini meliputi juga hal-hal yang berkaitan dengan
albasia, yang membutuhkan waktu beberapa tahun bagi
anggota masyarakat yang akan menanamnya, yang urutannya
sebagai berikut: Pertama, pada tahun pertama dibutuhkan
bibit, pembuatan lobang, pupuk kandang, pestisida, peralatan
(cangkul, pembuat lobang, dan bambu ajir), dan pemeliharaan,
yang kalau dirupiahkan nilainya sebesar Rp. 12.650.000,-