Page 158 - Tanah Hutan Rakyat
P. 158
Tanah Hutan Rakyat 145
Sementara itu, bila analisis dilakukan terhadap satu pohon
albasia yang ditanam selama 8 tahun membutuhkan biaya
Rp. 68.000,-, sedangkan harga jual pohon tersebut sebesar
Rp, 350.000,-. Oleh karena itu, dapatlah difahami antusiasme
masyarakat Desa Kalimendong untuk menanam pohon
albasia. Hal ini antara lain dikarenakan adanya keuntungan
yang relatif tinggi, selain karena urgensinya sebagai bagian
dari upaya melakukan konservasi.
Keuntungan yang diperoleh, dan manfaat konservasi
atas penanaman albasia di tanah hutan rakyat, merupakan
pendorong munculnya antusiasme masyarakat. Sementara
itu diketahui, bahwa antusiasme muncul karena adanya
epigenetic masyarakat, yang berupa kemunculan dan
berlangsungnya sadar kesejahteraan dan sadar konservasi
tanah. Dengan kata lain, ada keterkaitan antara antusiasme
dengan epigenetic masyarakat, yang dinamikanya berada ada
dalam koridor epigenetic principle. Secara sosiologis diketahui,
bahwa epigenetic principle berguna untuk menggambarkan
“area” kritis dalam perkembangan kesadaran masyarakat,
sehingga tokoh masyarakat yang akan melakukan rekayasa
sosial dapat mewaspadai area kritis tersebut. Sebagai contoh,
dalam konteks Desa Kalimendong, maka area kritis terletak
pada “persimpangan” antara kesadaran kesejahteraan dengan
kesadaran konservasi tanah.
Keberhasilan para tokoh masyarakat Desa Kalimendong
dalam mewaspadai area kritis, akhirnya berhasil mendorong
pengelolaan tanah hutan rakyat oleh masyarakat. Pengelolaan
ini tidak hanya memberi keuntungan ekonomi sebagaimana