Page 183 - Tanah Hutan Rakyat
P. 183
170 Aristiono Nugroho, dkk
rakyat di atas tanah miliknya. Kredit Tunda Tebang digagas,
karena tanah-tanah milik masyarakat desa sejak tahun 2000-
an telah ditanami tanaman keras, tetapi mengalami masalah
berupa penebangan pohon yang dilakukan oleh masyarakat
desa, karena pemiliknya memerlukan dana (uang) untuk
memenuhi kebutuhannya.
Dana seringkali menggoda masyarakat untuk menebang
tanaman kerasnya (albasia) terutama di saat masyarakat
membutuhkan dana relatif besar dalam waktu singkat. Faktor ini
kemudian menjadi penentu eksistensi Koperasi Hutan Rakyat
Lestari, sebagai lembaga yang diperlukan oleh masyarakat.
Lembaga ini dapat menjadi penyelamat ekologi saat masyarakat
membutuhkan dana, sebab tanpa adanya lembaga ini ekologi
akan terganggu ketika masyarakat menebang tanaman keras
(albasia) di tanah hutan rakyat miliknya. Oleh karena itu,
masyarakat perlu dipersiapkan agar mampu menghadapi masa-
masa sulit, yaitu saat mereka membutuhkan dana relatif besar
dalam waktu singkat. Caranya dengan mengajak masyarakat
mempersepsikan, bahwa kebutuhan dana relatif besar
dalam waktu singkat merupakan bahaya laten (tersembunyi)
yang mengancam kesejahteraannya. Untuk itu masyarakat
perlu didorong, agar mampu dan bersedia kerja keras dalam
memperoleh penghasilan yang cukup. Hal ini penting, agar
mereka dapat menabung, yang dananya dapat dimanfaatkan
saat mereka membutuhkannya.
Saat masyarakat dapat mengatasi kebutuhan dana,
maka mereka akan bekerja sungguh-sungguh. Kesungguhan
ini dapat menimbulkan kepercayaan dari para pihak yang