Page 186 - Tanah Hutan Rakyat
P. 186

Tanah Hutan Rakyat  173

              selalu berpeluang menjadi kebijakan nasional, bila ternyata
              konten dan konteks-nya sesuai dengan kebutuhan nasional.
              Pemikiran  faktual Nisro  tentang  tebang  butuh, merupakan
              dinamika sosio-ekonomi masyarakat yang memiliki dampak
              sosio-ekologi.  Oleh karena itu, dinamika sosio-ekonomi ini
              membutuhkan  respon yang  turut  melibatkan  aspek  sosio-
              ekologi. Dengan demikian Kredit Tunda Tebang merupakan
              solusi sosio-ekonomi yang mampu mendukung “penegakan”
              aspek sosio-ekologi.

                  Kredit Tunda Tebang  yang  telah  menjadi  kebijakan
              nasional  Kementerian Kehutanan,  dalam konteks Desa
              Kalimendong juga  diketahui  telah berhasil menata-ulang
              pola  perilaku masyarakat, bahwa  tebang butuh  tidak
              selalu  harus diikuti  dengan  penebangan  pohon albasia.

              Tebang  butuh dapat disiasati dengan  pengajuan  Kredit
              Tunda  Tebang  yang  mampu memenuhi kebutuhan  dana
              masyarakat, seraya memberi kesempatan pada pohon albasia
              untuk hidup lebih lama.  Solusi  ini melatih masyarakat
              untuk  mengerjakan segala sesuatu  dengan  memanfaatkan
              cara-cara  yang  memenuhi  aspek  sosio-ekonomi dan aspek
              sosio-ekologi.  Cara-cara  yang dipilih  merupakan cara-cara
              yang sesuai dengan solusi standar,  termasuk standar dalam
              pemberian kredit yang berupa jaminan  pengembalian dana

              oleh masyarakat. Secara teoritik cara-cara yang sesuai dengan
              standar dan aturan yang berlaku biasa disebut dengan istilah
              “formal”.  Hanya  saja  masyarakat  perlu didorong agak  tidak
              terjebak pada formalism atau formalisme, di mana masyarakat
              hidup dalam suasana yang kaku karena sangat terpaku pada
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191