Page 185 - Tanah Hutan Rakyat
P. 185

172   Aristiono Nugroho, dkk

            masyarakat, di mana pihak lain tidak melihat sifat inferiority
            (ketidak-mampuan) masyarakat dalam hal penyediaan kayu
            albasia.  Dengan kata lain kemampuan meyakinkan  pihak
            lain,  adalah  sesuatu  yang  harus  terus  menerus  dipelajari
            oleh masyarakat. Selain itu, juga  perlu  ada  sifat  tambahan
            pada  masyarakat, yaitu  sikap  rajin  dan  giat  bekerja, yang
            akan semakin menumbuhkan rasa percaya pihak lain. Tetapi
            tentu  saja jangan melupakan kebutuhan masyarakat,  yang
            berupa kebutuhan  penyediaan  dana  secara mendadak.  Bila

            karena  satu  dan lain hal  masyarakat membutuhkan  uang,
            maka bagi mereka  perlu  disediakan Kredit  Tunda  Tebang,
            untuk merespon  adanya “tebang butuh” masyarakat Desa
            Kalimendong. Kredit  Tunda  Tebang merupakan instrumen
            penunda  penebangan  tanaman  keras  oleh  masyarakat,
            yang jangka waktu penundaannya mencapai 3 (tiga) tahun.
            Instrumen ini memberi  kesempatan tanaman keras, seperti

            albasia, untuk hidup lebih lama.
                Istilah “tebang butuh”  disampaikan  oleh Nisro,  saat
            bertemu  dengan jajaran Kementerian Kehutanan,  yang
            kemudian sekaligus  ditawarkan solusinya  berupa  Kredit
            Tunda Tebang, yaitu kredit yang diberikan kepada masyarakat
            yang bersedia menunda  penebangan  tanaman keras  di
            wilayah hutan  rakyat  selama  tiga  tahun.  Skema Kredit

            Tunda  Tebang  akhirnya menjadi  program Kementerian
            Kehutanan di seluruh Indonesia. Inilah gagasan lokal (Desa
            Kalimendong) yang disampaikan oleh  Nisro  (Ketua APHR),
            yang akhirnya menasional setelah diadopsi oleh Kementerian
            Kehutanan.  Secara  teoritik  diketahui,  bahwa  gagasan  lokal
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190