Page 65 - Tanah Hutan Rakyat
P. 65

52    Aristiono Nugroho, dkk

            dampak  perseteruan ideologis  adalah  sesuatu  yang layak
            dilakukan. Hal ini disebabkan masyarakat Desa Kalimendong
            memiliki  pemikiran,  kemauan,  dan perasaan  sendiri
            yang  lebih “sejuk”,  bila  dibandingkan  dengan masyarakat
            Indonesia pada umumnya  yang  sedang  mengalami  histeria
            revolusioner. Pemikiran, kemauan, dan perasaan masyarakat
            Desa Kalimendong cenderung lebih damai ketika mengarungi
            revolusi.

                Sebagaimana  diketahui  revolusi merupakan  solusi bagi
            intensi yang terjadi pada masa pergerakan, yang merupakan
            perlawanan  terhadap Hindia Belanda (simbol  supremasi
            kolonial  terhadap Bangsa Indonesia).  Perdebatan ide  dan
            pemikiran masa  pergerakan  akhirnya berbuah  tindakan
            revolusioner, yang terus mengkondisi hingga paska Proklamasi

            Kemerdekaan  tanggal  17  Agustus 1945.  Seiring bergeraknya
            waktu, fenomena ini selanjutnya menghasilkan transformasi
            revolusioner,  di  mana revolusi proklamasi  bertransformasi
            menjadi revolusi sosial.
                Dengan menggunakan konteks revolusi sosial inilah maka
            kondisi “revolusioner” dapat difahami, sebagai sesuatu yang

            tidak berdiri sendiri, melainkan suatu rangkaian gelombang
            besar revolusi sosial yang melanda Negara Kesatuan Republik
            Indonesia paska revolusi proklamasi. Tujuan utama revolusi
            sosial  ini antara  lain  pemenuhan cita-cita  nasional  dalam
            Pembukaan Undang-Undang  Dasar  Tahun 1945, khususnya
            memajukan kesejahteraan  umum.  Dalam konteks Desa
            Kalimendong, maka kesejahteraan  umum  tersebut layak

            dibaca sebagai “memajukan kesejahteraan masyarakat Desa
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70