Page 68 - Tanah Hutan Rakyat
P. 68

Tanah Hutan Rakyat  55

              saja  ada korban “revolusi”  di kalangan masyarakat,  tetapi
              setidak-tidaknya korban  yang jatuh  tidak  terlalu besar,
              sehingga masyarakat Desa Kalimendong  pada  akhirnya
              dapat kembali hidup normal. Narjo berupaya memanfaatkan
              makna  kehidupan yang  diyakini  oleh  masyarakat, yaitu
              kecenderungan  untuk hidup  damai,  sehingga ia berikhtiar
              membangun sinergi antara tiga pihak, yaitu pemerintah desa,
              tokoh desa, dan masyarakat desa.

                  Sinergi antara pemerintah desa dengan tokoh desa dapat
              memperbesar “daya dorong” ikhtiar pemerintah desa, untuk
              meredam  dampak  perseteruan  ideologis.  Sementara  itu,
              sinergi antara pemerintah desa dengan masyarakat desa akan
              meningkatkan “daya serap” masyarakat desa, dalam menerima
              ikhtiar tersebut.  Sinergi  lainnya yang tidak dapat diabaikan

              adalah  sinergi  antara  tokoh  desa  dengan  masyarakat  desa,
              yang dapat memperkuat responsivitas masyarakat desa, dalam
              menerima ikhtiar yang dilakukan Narjo.


              B.  Mertodiwiryo (Tahun 1965 – 1981)

                  Tahun 1965  – 1981 Desa Kalimendong  dipimpin  oleh
              Mertodiwiryo, yang pada awal pemerintahannya berada pada
              suasana  sulit.  Desa  Kalimendong  diliputi oleh  situasi dan

              kondisi  tidak  nyaman akibat adanya gerakan  pembersihan
              unsur komunis dari masyarakat, yang kemudian membentuk
              rasa  saling  curiga mencurigai.  Sebelum Mertodiwiryo
              memimpin Desa Kalimendong (tahun 1965 – 1981),  telah
              ada ikhtiar Narjo (Kepala Desa Kalimendong sebelum tahun
              1965) yang berupaya meredam dampak perseteruan ideologis.
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73