Page 72 - Tanah Hutan Rakyat
P. 72
Tanah Hutan Rakyat 59
(social exchange). Gotong-royong menjadi etos subsisten
masyarakat, yang berfungsi “mempertahankan” hidup dan
kehidupan mereka di tengah situasi yang tidak mengapresiasi
masyarakat desa. Berbagai bantuan sosial yang diperoleh dari
Pemerintah Pusat diterima tanpa motivasi, melainkan hanya
sekedar “menyenangkan hati” Pemerintah Pusat (Pemerintah
Orde Baru). Hal ini dapat terjadi, karena Pemerintah Pusat
(di masa Orde Baru) juga tidak perduli dengan kebutuhan
khas masyarakat desa, bagi mereka yang penting adalah dapat
sesegera mungkin menyalurkan bantuan yang telah menjadi
program dan proyek rutin (baca: ritual) tahunan.
Berbekal semangat gotong-royong dibangun sinergi
antara pemerintah desa, tokoh desa, dan masyarakat desa.
Sinergi antara pemerintah desa dengan masyarakat desa
di Desa Kalimendong, memberi perhatian pada upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (aspek sosio-
ekonomi), dengan tetap mempertimbangkan aspek sosio-
ekologi. Hal ini akan mendukung tercapainya suatu sistem
usaha tani produktif yang berkelanjutan, karena adanya
kondisi ekologi yang terjaga dengan baik. Sistem usaha tani
ini juga sejalan dengan konsep diversifikasi horizontal, dalam
upaya peningkatan pendapatan masyarakat. Caranya dengan
mengembangkan komoditas unggulan (misal: kopi) sebagai
core of business, serta mengembangkan usaha tani komoditas
lainnya sebagai penyangga. Hal ini sesuai dengan pandangan
Joko P. Sarjana dan kawan-kawan (2001) yang menyatakan,
bahwa pengembangan komoditas unggulan dimaksudkan
untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam,