Page 82 - Tanah Hutan Rakyat
P. 82
Tanah Hutan Rakyat 69
masyarakat, lambat-laun menjadikan bagian masyarakat
yang menaruh perhatian pada pekarangan semakin banyak.
Bahkan perhatian masyarakat meluas ke wilayah tanah terjal
yang dimiliki masyarakat, yang ditandai dengan adanya
sebagian masyarakat yang mulai menanami tanah tersebut
dengan kopi. Proses perluasan perhatian masyarakat ini secara
teoritik disebut sebagai “social learning process” atau “proses
pembelajaran sosial”. Proses ini merupakan proses yang
meliputi proses peniruan (imitation) di antara manusia, yang
merupakan hasil dari suatu proses belajar. Perilaku peniruan
(imitative behavior) terjadi, karena sebagian masyarakat
merasa telah memperoleh imbalan ketika ia meniru sebagian
masyarakat lainnya, dan memperoleh hukuman ketika ia
tidak menirunya. Agar masyarakat dapat belajar mengikuti
anjuran yang disampaikan kepala desa, maka mereka harus
“dilatih” dalam mengatasi berbagai situasi, sehingga mereka
merasa nyaman ketika melakukan sesuai anjuran kepala desa,
dan merasa tidak nyaman ketika tidak melakukannya.
Anjuran Kepala Desa Kalimendong saat itu (Martosudiro)
adalah perlunya tindakan yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam frame konservasi tanah,
yang pada waktunya kelak akan dikenali sebagai sesuatu yang
menguntungkan masyarakat. Proses menuju keberuntungan
ini tidak dapat dilepaskan dari adanya karakter masyarakat
desa yang dapat dikapitalisasi oleh Martosudiro. Ada tiga
karakter masyarakat desa yang dapat dimanfaatkan untuk
menggapai keberuntungan melalui dinamisasi desa, yaitu:
Pertama, masyarakat desa mempunyai pergaulan hidup