Page 27 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 27

18     Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan
                    yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
                 Pelepasan  tanah  yang  berasal  dari  tanah  ulayat kaum harus
             dengan  persetujuan  seluruh anggota  kaum  sesuai dengan  Ranji.
             Kondisi tertentu,  beberapa  anggota  kaum tidak  setuju  untuk
             memberikan  tanah  secara  pribadi  ke  satu  orang meskipun hal
             tersebut  dapat  diatasi dengan  cara  memberikan  sejumlah  uang
             kepada  tiap-tiap anggota  kaum agar  menyetujui  penyerahan
             tanahnya. Maka, tanah kaum dapat diklasifikasikan: 1) masih tetap
             tanah  kaum  yang  penggunaannya  diserahkan  kepada MKW  atau
             kepada anggota kaum, 2) tanah ulayat kaum yang sudah dilepaskan
             menjadi milik perorangan.


             D.  Peralihan Penguasaan Tanah Ulayat Kaum
                 Idrus Hakimi dalam Sembiring membagi 4 cara mendapatkan
             suatu hak menurut adat Minangkabau, yaitu : 1) Sebab dek mana,
                                                      17
             yaitu harta pusaka yang diterima dari nenek moyang yang merupakan
             kepunyaan kaum suatu wilayah dalam lorong  kampung,  misalnya
             pandam pakuburan, rumah gadang, surau, labuh tapian, dan sosok
             jerami; 2) Sebab dek cancang latieh, tambang taruko, yaitu sawah,
             ladang atau tambang yang dibuka dan dikerjakan oleh orang-orang
             tua dan dilanjutkan oleh anak kemenakan secara turun temurun; 3)
             Sebab dek hibah, yaitu yang didapat dari pemberian atau hibah orang
             lain yang menjadi milik penerima; dan 4) Sebab dek tabuih atau bali,
             yaitu didapat dengan pembelian dan penukaran.
                 Dari  keempat cara  tersebut, hak ulayat dibagi  menjadi  2 hal,
             yaitu: a. Sebab dek mana serta sebab dek cancang latieh dan tambang
             taruko  adalah  ulayat nagari  dan  ulayat kaum merupakan Pusako
             Tinggi. b. Sebab dek hibah dan sebab dek tabuih atau bali adalah hak
             keluarga yang merupakan harta pusaka rendah. Harta pusako tinggi
             ini  memiliki karakteristik komunal  sebagaimana karakter hukum
             adat pada umumnya. Adapun  harta pusako rendah  berkarakter
             individual  dan  pribadi. Dengan  memahami makna  tanah  ulayat
             bagi  masyarakat di  Kab.  Sijunjung, dapat dikatakan  persebaran
             tanah  ulayat ini meliputi hampir  seluruh  wilayah Kab. Sijunjung
             kecuali  yang  secara  resmi  termasuk  dalam  wilayah  kehutanan,

             17   Rosnidar Sembiring, Op. Cit. Hlm: 175.
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32