Page 120 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 120

- XII -

                Yang Disebut “Reforma Agraria”

                                 2005-2009




                  etelah dilantik menjadi Presiden, Susilo Bambang
               SYudhyono (SBY) mengagetkan para aktivis dan
               akademisi yang mempromosikan land reform, serta
               publik Indonesia secara umum, dengan mengeluarkan
               Peraturan Presiden No. 36/2005 tentang Pengadaan
               Tanah untuk Pembangunan bagi Kepentingan Umum.
               Alih-alih hal ini menuai gelombang protes dari kalangan
               yang luas mulai dari aktivis gerakan sosial, komisioner
               Komnas HAM, tokoh organisasi kemasyarakatan seperti
               Nadhatul Ulama dan Muhamadiyah, aktivis mahasiswa,
                                                 81
               hingga akademisi perguruan tinggi.  Joyo Winoto, yang
               baru diangkat menjadi Kepala Badan Pertanahan
               Nasional (BPN) menghadapi tekanan dari protes-protes
               ini. Di awal masa kepemimpinannya di BPN, ia berhasil
               mendorong terbitnya Peraturan Presiden Perubahan atas
               Perpres No 36/2005 tentang Pengadaan Tanah bagi
               Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
               (Perpres No 65/2006) yang terbit tanggal 5 Juni 2006.
               Selain berhasil menunjukkan prestasinya itu, ia
               kemudian maju dengan mengagendakan “Reforma
               Agraria”. Winoto lah yang mempengaruhi bagaimana
               Presiden SBY menyatakan ke publik komitmen

                81  Perpres ini kemudian berhasil diubahnya menjadi Perpres 65/2006
               tentang Perubahan atas Perubahan atas Peraturan Presiden No. 36/
               2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk
               Kepentingan Umum.


                                         101
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125