Page 123 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 123

104   Land Reform Dari Masa Ke Masa

               redistribusi pada input-input pertanian, kredit, teknologi
               tata-guna tanah dan pertanian, pemasaran,  dan
               berbagai asistensi teknis lain, agar membuat tanah yang
               diredistribusikan menjadi produktif, menguntungkan,
               dan dapat dikelola secara berkelanjutan.
            (e) merancang dan menjalankan Program Pembaruan
               Agraria Nasional (PPAN), yang mengagendakan
               redistribusi tanah pada tiga jenis objek, yakni
                (i) 1,1 juta hektar dari berbagai tipe “tanah negara” yang
                    secara langsung berada di bawah jurisdiksi BPN;
                (ii) 8,15 juta hektar tanah dalam kategori ”hutan
                    konversi”, bagian dari kawasan hutan yang dapat
                    dikeluarkan dari kawasan hutan untuk tujuan non-
                    kehutanan, di bawah Jurisdiksi Departemen
                    Kehutanan; dan
                (iii) lebih dari 7 juta hektar “tanah-tanah terlantar” yang
                    berada di bawah jurisdiksi BPN (Winoto 2008:52).

                 “Reforma Agraria” yang diagendakan di atas tidak
            akan berhasil hanya dengan mengandalkan kerja BPN
            saja. Misalnya: pengadaan tanah seluas 8,15 juta hektar
            yang berasal dari kawasan hutan yang dapat dikonversi
            itu memerlukan keputusan Menteri Kehutanan; asistensi
            teknis dan inovasi pertanian bagi para petani penerima objek
            land reform tentu memerlukan kerjasama erat dari
            Departemen Pertanian; demikian pula halnya dengan
            kerjasama dengan pemerintah daerah dalam memberikan
            pertimbangan mana-mana tanah yang perlu
            diredistribusikan dan siapa-siapa yang diusulkan menjadi
            penerima tanah yang diredistribusikan.
                   Pada kenyataanya sepanjang 2005-2009,
            kerjasama badan pemerintahan lintas sektoral itu tidak
            terjadi secara sinergis untuk mewujudkan land reform yang
            berhasil. Masing-masing badan pemerintahan memiliki
            dan terus memelihara apa yang dikenal di kalangan pejabat
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128