Page 129 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 129

110   Land Reform Dari Masa Ke Masa

            penguasaan atas tanah yang tidak diusahakan, tidak
            dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan
            keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau
            dasar penguasaannya. Hasil identifikasi BPN luasan “tanah
            terlantar” tersebut mencapai 7.386.289 hektar” (lihat table
            9). Untuk melakukan pengambilalihan keseluruhan “tanah























            terlantar” ini, diperlukan suatu peraturan pemerintah baru,
            yang pada gilirannya menjadi PP No. 11/2010 tentang
            Penertiban dan Pendayaguaan Tanah Terlantar.
                 Yang kemudian secara praktis diandalkan oleh BPN
            205-2009 adalah melakukan legalisasi aset tanah yang
            telah dikuasai, dipergunakan dan dimanfaatkan rakyat,
            namun status hukum dari tanah tersebut adalah “Tanah
            Negara”. Jenis legalisasi ini disebut secara resmi dalam
            kategori kerja BPN sebagai “Distribusi Tanah”. Luasan
            “Tanah Negara” ini yang disasar oleh legalisasi asset tanah
            melalui jalur redistribusi ini adalah 1,1 juta hektar. Jumlah
            sertifikat tanah yang dihasikan melalui jalur redistribusi
            tanah ini sepanjang tahun 2005, 2006, 2007, dan 2008,
            secara berturut-turut adalah 5.000, 4.700, 74.900, dan
            332.935 sertifikat.
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134