Page 130 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 130

Yang Disebut “Reforma Agraia” 2005-2009  111

                    Selain jalur “redistribusi tanah”, BPN memiliki jalur-
               jalur lain dalam legalisasi asset tanah, yakni PRONA (Proyek
               Nasional Agraria), dan P4T (Penguasaan, Pemilikan,
               Penggunaan dan. Pemanfaatan Tanah). Dalam legalisasi
               aset tanah, BPN di bawah kepemimpinan Joyo Winoto, telah
               menunjukkan prestasinya yang mengagumkan. Jumlah
               bidang tanah yang dilayaninya melalui berbagai jenis
               layanan meningkat sangat tajam (lihat tabel 10). Masa
               sebelum kepemimpinannya di tahun 2004, jumlah
               bidang tanah yang dilegalisasi hanyalah 269.902
               bidang. Di tahun 2008 jumlahnya mencapai 2.172.507,
               lebih dari 800 persen dibanding tahun 2004 itu. Bila
               ditambah dengan bidang yang dibiayai sendiri oleh
               perorangan, kelompok maupun badan usaha maka
               jumlahnya mencapai 4.627.039 bidang. Sepanjang lima
               tahun belakangan, BPN telah melakukan penataan
               kelembagaan, perampingan prosedur, peningkatan
               alokasi APBN hingga lebih dari 500%, dan
               memperbanyak bidang tanah yag disertifikatkan
               melalui berbagai skema yang secara administrasi diberi
               nama PRONA (Proyek Nasional Agraria), redistribusi
               tanah, dan P4T (Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan
               dan. Pemanfaatan Tanah). Selain itu,  BPN juga
               membuat terobosan baru yang diberinama Larasita
               (Layanan Rakyat Untuk Sertifikasi Tanah) berupa
               perluasan daya jangkau pelayanan kantor pertanahan
               melalui kantor bergerak (mobile land service), dengan
               mobil, sepeda motor maupun perahu, serta teknologi
               informatika dan komunikasi. Hingga tahun 2009, BPN
               mengklaim sudah 60 persen wilayah Indonesia telah
               dapat dijangkau oleh kantor bergerak ini. Berbagai
               perubahan itu berujung pada percepatan layanan
               pemerintah sedemikian rupa sehingga diperkirakan
               hanya diperlukan waktu delapan belas tahun saja
               untuk melegalisasi seluruh bidang tanah di Indonesia,
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135