Page 140 - Land Reform dari Masa ke Masa
P. 140

- Epilog -



                  Pemerintah Sebagai Pengurus Rakyat             92



                             Sebagian orang hidup di dalam kegelapan;
                        segelintir saja yang hidup di tempat yang terang;
                   dan mereka yang hidup di kegelapan tetap tak terlihat
                                                (Bertold Brecht 1928) 93




                   pilog ini berangkat dengan suatu pendirian bahwa
               Ecita-cita keadilan sosial yang menjadi tujuan
               pendirian Negara Republik Indonesia dapat terus hidup
               melalui perjuangan agraris mengubah posisi rakyat
               miskin pedesaan dari “penduduk” menjadi “warga
               Negara”.  Kerangka “perjuangan kewarganegaraan” di
               sini sengaja dimunculkan bukan sama sekali dalam
               pengertian yang sempit dalam administrasi formal
               pemerintahan. Warga negara di sini bukan pula diartikan
               sebagai kelompok sasaran atau dalam versi lain adalah
               “stakeholder”  suatu program pembangunan atau



                92  Bagian Epilog ini bersumber dari “Epilog: Birokrasi Agraria
               sebagai Pewujud Keadilan Sosial?” yang dimuat dalam Tauchid
               (2010).
                93  Sangat menarik Wertheim (1984) menggunakan petikan
               puisi ini untuk menunjukkan tak dapat terlihatnya hidup dan
               perjuangan hidup buruh tani dan petani yang tidak bertanah
               sebagai lapis terendah dalam struktur agraria di pedesaan Jawa.
               Kenyataan ini tidak-mau-dilihat dan diabaikan oleh  golongan
               yang elite terdidik dan pengambil kebijakan di pemerintahan.
               Buku Wertheim ini telah diterjemahkan oleh Herwinarko ke
               dalam bahasa Indonesia (Wertheim 2009).


                                         121
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145