Page 110 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 110
menyebabkan masyarakat mulai berpindah ke kawasan Sleman
Barat, Sleman Timur, dan Sleman Utara yang mendekati berbatasan
langsung dengan Sleman Tengah. Keinginan masyarakat untuk
membangun semakin meningkat, awalnya hanya membutuhkan 1
rumah dan akhirnya membuat 2-3 rumah. Keinginan itu berlanjut
untuk memiliki ruko, kos, guesthouse, rumah makan, dan lainnya,
sehingga pelaku bisnis yang memiliki modal besar semakin tertarik
untuk membangun keinginan tersebut di seluruh wilayah Kabupaten
Sleman. Penggunaan tanah yang banyak dibangun untuk kebutuhan
masyarakat berasal dari pertanian khususnya lahan sawah (Nurhayati,
Wawancara 7 Maret 2024). Kawasan Sleman Barat yang berusaha
menjaga lahan pertaniannya tidak dapat membendung kebutuhan
masyarakat untuk membangun tempat tinggal dan usaha. Menurut
Kocur & Pszenny (2020), pembangunan lahan terbangun untuk
permukiman, jasa, dan bisnis telah meningkat tiga kali lipat selama
25 tahun. Hasil analisis spasial mendukung pernyataan tersebut yaitu
lahan terbangun dari tahun 2003-2023 telah meningkat drastis sebesar
195,389% pada seluruh wilayah Kabupaten Sleman.
2. Perkembangan Desa Perdesaan menjadi Desa Perkotaan
Badan Pusat Statistik telah membuat klasifikasi desa perkotaan
dan perdesaan di seluruh wilayah Indonesia untuk mengetahui
kebutuhan setiap desa yang disesuaikan dengan kondisi yang terjadi.
Istilah desa tidak sebatas untuk menunjang sektor pertanian, jika
fakta yang terjadi sudah berubah penggunaan dan pemanfaatan
lahannya untuk sektor non pertanian. Istilah perkotaan digunakan
untuk wilayah administrasi desa/kelurahan yang memenuhi kriteria
klasifikasi desa perkotaan, begitupun perdesaan yang memenuhi
kriteria klasifikasi desa perdesaan. Kriteria desa perkotaan dan desa
perdesaan terdiri atas tiga persyaratan yaitu kepadatan penduduk
per km², persentase keluarga pertanian, dan aksesibilitas ke fasilitas
perkotaan yang dimiliki (Badan Pusat Statistik, 2020). Penentuan
penilaian untuk menetapkan desa yang menjadi desa perkotaan yaitu
total nilai tiga persyaratan tersebut sebesar 9 atau lebih, serta desa
perdesaan memiliki nilai dibawah 9.
BAB IV 79
Dinamika Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian