Page 34 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 34

d.  Kelembagaan  Reforma Agraria;  yang  diwujudkan dengan
                    pembentukan tim percepatan Reforma Agraria nasional yang
                    berada di bawah dan bertanggungiawab kepada Presiden.
                e.  Partisipasi  Masyarakat  dalam    rangka   perencanaan,
                    pelaksanaan, dan pemantauan percepatan Reforma Agraria
                    sesuai  dengan  ketentuan peraturan perundang-undangan,
                    yang paling sedikit berupa:
                    a)  Pengusulan TORA, penerima TORA, dan jenis Penataan
                        Akses;
                    b)  Penyampaian masukan dalam penanganan sengketa dan
                        Konflik Agraria;
                    c)  Kegiatan lainnya sesuai dengan aspirasi masyarakat.
                        Reforma  Agraria  menjadi  landasan  pembangunan  di
                        berbagai negara dan berkontribusi positif bagi kedaulatan
                        pangan dan kesejahteraan yang berkelanjutan (Setyaka
                        2016  dan Pujiriyani 2022);  tidak  terkecuali Indonesia,
                        meskipun di Indonesia Reforma Agraria dimaknai secara
                        berbeda  oleh rezim-rezim  yang pernah  memerintah
                        (Muryani et al. 2023), antara lain:
                        1.   Reforma Agraria era Soekarno (1960-1965).
                            Pemerintahan Soekarno menempatkan Reforma
                            Agraria  (Landreform)  sebagai  bagian dari  revolusi
                            Indonesia  yang berarti  (1)  penghapusan  segala
                            bentuk hak-hak asing dan konsesi kolonial atas tanah
                            dan mengakhiri penghisapan fodal secara bertahap;
                            dan  (2)  penguatan  dan perluasan  kepemilikan
                            tanah  untuk rakyat  dengan  prioritas  kaum  tuna
                            kisma,  dengan konsekuensi  penghapusan hak-
                            hak barat  seperti hak  eigendom,  wet-wet agraris
                            buatan Pemerintah Kolonial  Belanda,  termasuk
                            Domein  Verklaring  (DV)—DV  merupakan konsep
                            kolonial  yang menempatkan negara  sebagai
                            pengatur hubungan hukum  sekaligus  pemilik
                            tanah,  DV  terlarang di NKRI (Soekarno 1960).  Di
                            era Soekarno, terlaksana tiga agenda penting, yaitu



                                                                 BAB II   19
                      Reforma Agraria Inklusif: Upaya Mempertemukan Reforma Agraria dan GEDSI
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39