Page 40 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 40

pokok TAP MPR RI No IX Tahun 2001 tidak dilaksanakan,
                        yaitu: (a) Melaksanakan Pembaruan Agraria atau menata
                        P4T (Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, Pemanfaatan
                        Tanah) dengan program Landreform; (b) Menyelesaikan
                        konflik  agraria  dan SDA; (c) Melakukan  sinkronisasi
                        dan  kaji  ulang  terhadap  peraturan  perundangan  SDA
                        antarsektor.

                    5.  Reforma Agraria era Susilo Bambang Yudhoyono (2004-
                        2014).
                        Salim  dan Utami (2019) mencatat bahwa  pelaksanaan
                        Reforma  Agraria di  era  ini dimotori oleh  Kepala  BPN
                        (Joyo Winoto) tanpa dukungan berarti dari Pemerintah,
                        sehingga Kepala BPN menghimpun dukungan dari unsur
                        masyarakat antara  lain akademisi, aktivis-sarjana, dan
                        LSM (Rachman 2017) untuk mempromosikan Reforma
                        Agraria. Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN)
                        yang mendorong redistribusi tanah dari kawasan hutan,
                        HGU, tanah terlantar,  dan tanah  bekas  hak  menjadi
                        ikon dari upaya Reforma Agraria di era ini, namun gagal
                        karena beberapa kendala, antara lain:
                        1.   Ketiadaan  perangkat  hukum  untuk  menjalankan
                            PPAN  akibat Rancangan Perpres  usulannya  tidak
                            berlanjut menjadi Perpres.
                        2.  Ketiadaan dasar hukum membentuk kelembagaan
                            Reforma Agraria
                        3.  Penetapan hukum atas status tanah terlantar oleh
                            BPN kalah  di  pengadilan, hanya  di  Batang  yang
                            berhasil dimenangkan BPN, mayoritas gugatan BPN
                            kalah.
                        4.  Ketidakmampuan       Presiden    mengendalikan
                            kementerian lain yang kepentingannya terdampak
                            Reforma    Agraria,   khususnya    Kementerian
                            Kehutanan dan Kementerian Pertanian.





                                                                 BAB II   25
                      Reforma Agraria Inklusif: Upaya Mempertemukan Reforma Agraria dan GEDSI
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45