Page 28 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 28

Problematika Pemberian Hak atas Tanah Bekas HGU ...     11

            mempertahankan kebijakan perioritisasi tersebut. Maka akan lebih
            adil  jika  diprioritaskan  kepada  mereka,  masyarakat  yang  berin-
            vestasi  melakukan  pengolahan  (verwerking)  terhadap  tanah  terse-
            but. Di sisi lain juga adil kepada perusahaan HGU sebagai evaluasi
            sekaligus punishment bagi mereka.
                 Pengaturan  tanah  bekas  HGU  pada  prinsipnya  dapat  dida-
            sarkan  pada  prinsip-prinsip  Tata-kelola  Pertanahan  Demokratis:
            empat ciri di antaranya adalah (1) Sadar kelas, berarti memastikan
            bahwa  dampak  kebijakan  benar-benar  bermanfaat  bagi  golongan
            terlemah pengakses tanah di lingkungan sekitar, sehingga ‘keadilan
            agraria’ ditegakkan; (2) Sadar sejarah, berarti transfer baru hak atas
            tanah ini perlu dipahami dan peduli pada dinamika historis-panjang
            yang telah ada; (3). Sensitif etnis, berarti kebijakan ini tidak mengu-
            rangi bahkan meningkatkan hak-hak kelompok etnis terhadap klaim
                            8
            teritorial  mereka.   Prinsip  lainnya  dalam  pengaturan  tanah  negara
            bekas  hak  ini  adalah  menegakkan  kedaulatan  negara  dalam
            menguasai  tanahnya.  Mengingat  Indonesia  lahir  sebagai  negara
            bangsa (nation-state), maka kedaulatan negara dalam  mengemban
            amanat ‘Hak Menguasai Negara’ dan mengelola ‘tanah negara’ harus
            mengedepankan kepentingan bangsa, yakni himpunan rakyat Indo-
            nesia  yang  telah  berbangsa-bangsa  dan  bersuku-suku  itu.  Jangan
            sampai  negara  tersandera  oleh  pihak  lain  (bekas  pemegang  hak).
            Jangan pula negara demi negara itu sendiri (totalitarian state).

            C.  Bekas HGU PTPN II: Tarik Menarik antara PTPN,
                Pemerintah Daerah, dan Masyarakat
            Secara normatif dinyatakan bahwa perkebunan mempunyai peranan
            yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional, terutama
            dalam  meningkatkan  kemakmuran  dan  kesejahteraan  rakyat,
            penerimaan  devisa  negara,  penyediaan  lapangan  kerja,  perolehan
            nilai  tambah  dan  daya  saing,  pemenuhan  kebutuhan  konsumsi
            dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi



               8  Sebenarnya ada 8 ciri, sebagaimana diambil dari,  Saturnino M. Borras dan
            Jennifer C. Franco.  Democratic Land Governance and some Policy  Recommen-
            dations.    United  Nations  Development  Programme-Oslo  Governance  Centre-
            Democratic Governance Group Bureau for Development Policy, 2008
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33