Page 52 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 52

Problematika Pemberian Hak atas Tanah Bekas HGU ...     35

            tindakan  yang  selama  ini  dianggap  tidak  benar  atau  merugikan.
            Secara  umum  dasar  klaim  dari  masyarakat  adalah  (Laporan  Hasil
            Kerja Sub Tim Penertiban Permasalahan Tanah Garapan Penduduk
            di Areal HGU PTPN III (Persero) Kebun Bangun dan masalah tanah
            lainnya di Kota Pematangsiantar, 2002):
            1.  Bahwa  masyarakat  mengklaim  atas  dasar  pengakuan  merasa
               memiliki  tanah  perkebunan  karena  tanah  tersebut  dahulu
               kepunyaan nenek moyangnya tanpa didasari alat bukti tertulis.
            2.  Bahwa  masyarakat  dahulu  tinggal  dan  menetap  di areal  perke-
               bunan,  tetapi  diusir  dan  diintimidasi  oleh  pihak  perkebunan
               dengan menggunakan aparat militer.
            3.  Bahwa masyarakat mengklaim atas dasar bukti di mana dahulu
               tanah-tanah  perkebunan  tersebut  merupakan  sebuah  perkam-
               pungan  dengan  bukti  terlihat  adanya  bekas-bekas  tapak
               bangunan  rumah  tinggal  atau  jaringan  irigasi  yang  dibuat
               masyarakat, prasasti kuburan, dan bukti lainnya yang mengindi-
               kasikan  dahulu  di  areal  perkebunan  tersebut  pernah  ada  ke-
               giatan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat.
            4.  Bahwa  masyarakat  didasari  bukti  tertulis  antara  lain  atas dasar
               Surat  Izin  Mengerjakan  Tanah  Bekas  Tanah  Perkebunan  Sim-
               bolon  atau  surat-surat  lain  yang  menurut  anggapan  mereka
               merupakan bukti pemilikan atas tanah.
                 Beberapa  kalangan  di  pihak  perkebunan  beranggapan  bahwa
            maraknya  penggarapan-penggarapan  liar  tanah-tanah  perkebunan
            tersebut  setelah  Era  Reformasi  dipicu  oleh  statement  Gus  Dur
            (mantan  Presiden  Abdurahman  Wahid)  yang  mengatakan  bahwa
            perkebunan  sebaiknya  melepaskan  40%  tanah-tanah  yang  mereka
            kuasai kepada rakyat, sebab pihak perkebunan memperoleh tanah
            tersebut dengan harga murah bahkan tidak membayar sama sekali
            (SKH. Kompas, tanggal 22 Mei 2000).
                 Status  HGU  PTPN  III  (Persero)  Kebun  Bangun  yang  berakhir
            pada tanggal 31 Desember 2004 juga memicu keberanian masyarakat
            untuk  menggarap  areal  perkebunan  PTPN  III  (Persero)  Kebun
            Bangun.  Berakhirnya  HGU  yang dimiliki  pihak  perkebunan diarti-
            kan oleh masyarakat sebagai telah berakhir pula penguasaan tanah
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57