Page 70 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 70

Pengakuan Hukum terhadap Penguasaan Tanah ...     53

            dan 2009, terdapat 31.957 desa yang teridentifikasi berada di sekitar
            dan dalam kawasan hutan masih menunggu proses kejelasan status.
            Ini  mengindikasikan,  terdapat  masalah  klaim  penguasaan  (penun-
                                                                     3
            jukan) hutan secara sepihak oleh negara (otoritas Kehutanan)  pada
            tanah-tanah yang semula dikuasai komunitas lokal secara individu
            atau komunal.
                 Hal menarik selanjutnya adalah bahwa proporsi kawasan hutan
            di  Kalimantan  Tengah  terus  berubah  dari  waktu  ke  waktu.
            Kecenderungan penurunan proporsi kawasan hutan, dan sebaliknya
            proporsi kawasan non-hutan menjadi semakin besar, dapat ditafsir-
            kan  karena  secara  bertahap  terjadi  pelepasan  penguasaan  dan
            pemanfaatan tanah kepada perusahaan, masyarakat atau Pemerintah
            Daerah mendasarkan pada fakta lapangan bahwa sebenarnya sejak
            berdirinya  provinsi  ini,  kawasan  non  hutan  bukan  hanya  0,52%,
            namun  lebih  dari  itu  (menyesuaikan  dengan  penggunaan  tanah
            eksisting). Hal ini mengindikasikan telah terjadi kekeliruan otoritas
            kehutanan dalam penunjukan kawasan hutan melalui TGHK 1982.
                 Sampai saat ini belum ada pencabutan TGHK 1982 dan masih
            digunakan oleh otoritas Kehutanan sebagai dasar untuk menentukan
            kawasan  hutan  di  Kalimantan  Tengah.  Bahkan  dengan  adanya
            Undang-undang Penataan Ruang, TGHK 1982 masih tetap diberla-
                                                           4
            kukan  karena  belum  dilakukan  pemaduserasian.   Apalagi otoritas

               3  Hasil penelitian Guntur, dkk., “Pengakuan Penguasaan dan Pemanfaatan
            Tanah dalam Budaya Masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah, dalam Problem
            Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria-Pertanahan,
            Monografi Hasil Penelitian Sistematis STPN Tahun 2015, hal. 219-220, diketahui
            bahwa keberadaan Provinsi Kalimantan Tengah secara yuridis berdasar Undang-
            undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 serta Undang-undang Nomor 21 Tahun
            1958, namun dari total wilayah seluas 15.380.000 hektar hampir seluruhnya (yaitu
            99,48  %)  secara  sepihak  diklaim  sebagai  kawasan  hutan  berdasar  Keputusan
            Menteri  Pertanian  Nomor  759/KPTS/Um/10/1982  tentang  Penunjukkan  Areal
            Hutan di Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah atau Tata Guna
            Hutan Kesepakatan (TGHK) 1982.
               4   Surat  Edaran  Menteri  Kehutanan  No.  404/Menhut-II/2003,  menyatakan
            bahwa  bagi  setiap  provinsi  yang  belum  ada  Keputusan  Menteri  Kehutanan
            tentang  penunjukan  kembali  atas  kawasan  hutan  yang  didasarkan  pada  hasil
            pemaduserasian  antara  RTRWP  dengan  TGHK,  maka  kawasan  hutan  pada
            provinsi tersebut mengacu dan berpedoman pada Keputusan Menteri Kehutanan
            tentang  TGHK.  Menurut  Peraturan  Menteri  Kehutanan  No:  P.  50/Menhut-
            II/2009  tentang  Penegasan  Status  dan  Fungsi  Kawasan  Hutan,  bagian
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75