Page 94 - Jalan Penyelesaian Persoalan Agraria: Tanah Bekas Hak, Pengakuan Hukum Adat, Penataan Tanah Batam, Percepatan Pendaftaran Tanah, dan Integrasi Tata Ruang
P. 94

Pengakuan Hukum terhadap Penguasaan Tanah ...     77


            a. Pelaksanaan IP4T di Kalimantan Tengah dan
               Permasalahannya
            Kegiatan  pemetaan  IP4T  merupakan  salah  satu  bentuk  hadirnya
            negara  dalam  mengakui  hak-hak  atas  tanah  terkait  ruang  hidup
            masyarakat. Idealnya proses identifikasi atau pemetaan penguasaan
            tanah lebih optimal jika dilakukan bidang demi bidang tanah (dari
            unit ekonomi terkecil yaitu setiap rumah tangga) pada seluruh desa
            secara penuh (mirip desa lengkap pada PP 10 Tahun 1961). Selanjut-
            nya, peta penguasaan bidang-bidang tanah per-desa ini dioverlaykan
            dengan peta desa tetangga untuk menjadi peta kecamatan. Proses
            yang sama di kecamatan sehingga memunculkan peta penguasaan
            tanah tingkat kabupaten. Dengan pemetaan dimaksud diharapkan
            diketahui batas-batas penguasaan bidang-bidang tanah jelas, sesuai
            kondisi di lapangan, dan diakui secara resmi baik oleh pemerintah
            dan masyarakat diperlukan oleh semua pihak. Hasil pemetaan dapat
            dijadikan  dasar  untuk  mengurangi  konflik  pertanahan  dan  bagi
            masyarakat,  pengakuan  secara  formal  (dan  dilegalisir  melalui
            kegiatan  pendaftaran  tanah)  hasil  pemetaan  dalam  kaidah-kaidah
            hukum tertulis mengenai kepemilikan tanah oleh masyarakat lokal.
            Hal ini harus dilakukan untuk menjamin agar kepentingan masyara-
            kat dalam memanfaatkan tanah pada kawasan hutan tidak dikesam-
            pingkan,  tetapi  terintegrasi  dengan  rencana  pembangunan  daerah
            baik dalam RTRWP dan/atau pengelolaan kawasan hutan. Dengan
            demikian, proses pembangunan dapat berjalan seimbang, adil dan
            untuk kepentingan rakyat banyak, terutama masyarakat setempat.
                 Pemetaan  IP4T  memerlukan  waktu  dan  biaya  serta  potensi
                   35
            konflik   terbuka,  terlebih  jika  terdapat  potensi  sumberdaya  alam.
            Proses pemetaan penguasaan tanah ini dilakukan oleh Tim dengan



               35  Sektor kehutanan memiliki bagian yang banyak didalamnya diantaranya
            adalah  sektor  minerba  dan  hunian  masyarakat,  sehingga  berpotensi
            menimbulkan beberapa masalah. Kenyataannya bahwa sudah banyak terjadi alih
            fungsi  lahan  berada  dalam  kawasan  hutan,  seperti  pemukiman,  perkebunan,
            tegalan  dan  lain  sebagainya.  Apalagi  beberapa  masyarakat  sudah  menguasai
            tanah  dalam  kawasan  hutan  (Kementerian  Agraria  dan  Tata  Ruang/Badan
            Pertanahan Nasional, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan,
            Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah (IP4T) Dalam Kawasan Hutan,
            2015, hal 1).
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99