Page 77 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 77

Jika dilihat dari isi penunjukkan yang ada di 18 Sertipikat Hak Milik,
                bahwa tanah tersebut memiliki SPPT PBB yang merupakan dokumen
                tertulis  penguasaan  dan  kepemilikan  tanah  (Dipa  Satria  Dana,
                Sudiatmaka & Febrinayanti Dantes, 2021), sehingga tanah ini bukan
                tanah  yang  berasal  dari bekas  milik  adat, melainkan  tanah  milik
                pribadi  masing-masing  masyarakat adat  yang diklaim oleh  Ketua
                Adat bahwa seluruh tanah pemukiman merupakan wilayah Tanah
                Ulayat.  Sementara  itu, apabila  dilihat  dari dokumen  pernyataan
                pelepasan  hak  secara  sepihak,  bahwa  tanah yang  dilepaskan  oleh
                masing-masing masyarakat adat dilepaskan kepada Negara secara
                sukarela dan tidak ada paksaan atau tuntutan dari pihak manapun
                bukan dilepaskan ke adat, sehingga adanya ketidakselarasan antara
                informasi  Kuncen dengan aturan  secara  hukum  terkait  pelepasan
                hak  tersebut. Berdasarkan Pasal 2  ayat 3  (d) PP 18  Tahun 2021
                mengatakan bahwa  Tanah Negara bisa berasal  dari  tanah  yang
                telah dilepaskan haknya. Dengan demikian, 18 Sertipikat Hak Milik
                yang dilepaskan tersebut kembali menjadi Tanah Negara. Namun
                menurut  Syahyuti  (2016),  jika tanah  yang telah  dilepaskan tidak
                benar-benar menjadi tanah yang mutlak dikuasai oleh perorangan.
                Meskipun  sebidang  tanah  yang telah terbuka  dan  dikerjakan
                seseorang,  namun  campur tangan  persekutuan  hukum  terhadap
                tanah yang bersangkutan tidak lenyap seluruhnya, sehingga Tanah
                Negara tersebut diberikan ke perkumpulan masyarakat adat untuk
                menjadi bagian dari Tanah Ulayat secara satu kesatuan yang utuh.
                Penyerahan kembali  atas 18  bidang  tanah  pemukiman kepada
                adat, membuktikan bahwa masyarakat  adat  patuh  dan konsisten
                akan menjaga Tanah Ulayat Kampung Naga yang sampai sekarang
                masih bertahan keeksistensiannya. Namun  demikian, lembaga
                adat tetap memberikan wewenang penuh kepada masyarakat adat
                untuk memiliki bangunan  rumahnya  saja. Kepala  adat ingin  aset
                Tanah Ulayat Kampung Naga tetap terjaga. Oleh karena itu, sistem
                kepemilikan tanah yang dianut di Kampung Naga merupakan milik
                adat Kampung Naga  yang bersifat komunal. Hal ini  menjadikan
                konsep kepemilikan Tanah Ulayat di Kampung Naga sama dengan




            58    Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82