Page 79 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 79

luar keturunan Masyarakat Adat Kampung Naga. Hal ini didasari oleh
                ketentuan adat yang berlaku, karena ketua adat tidak ingin jika tanah
                pertanian dialihfungsikan  menjadi  tanah  non  pertanian dan akan
                merusak  tatanan alam.  Oleh  sebab  itu, walaupun  tanah  pertanian
                ini sudah diperjual belikan ke keturunan naga yang lain, tetap tanah
                pertanian ini harus difungsikan sebagai lahan pertanian, tidak boleh
                didirikan bangunan di atasnya. Hal ini merupakan  salah  satu cara
                agar tanah pertanian yang ada di Kampung Naga tetap terjaga dan
                tidak ditelantarkan oleh  pemiliknya.  Terlebih  lagi  tanah  pertanian
                merupakan sumber utama ketahanan pangan di Kampung Naga.
                Berkaitan  dengan  penjelasan  di atas,  pengaturan  kepemilikan
                tanah di Kampung  Naga  tetap berlandaskan keseimbangan alam.
                Oleh karena  pengaruh Kuncen  sangat besar  terhadap  tatanan
                bermasyarakat, tidak pernah ada sengketa tanah antar masyarakat
                yang  terjadi  di Kampung Naga.  Setiap  masyarakat  menjalani
                kehidupan secara  harmonis,  saling  mendukung satu  sama  lain,
                saling membantu dalam gotong royong, dan saling menghargai.



























                      Gambar 21. Peta Sebaran Bidang Tanah Terdaftar di Kampung Naga
              Sumber: Hasil olahan peneliti berdasarkan data Kantor Pertanahan Kabupaten Tasikmalaya
                                    dan Ina Geospasial, 2024



            60    Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84