Page 82 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 82

Gambar di atas merupakan penggunaan dan pemanfaatan tanah di
            wilayah Kampung Naga  yang  merupakan  Tanah Ulayat  dan  memiliki
            aturan tersendiri oleh pranata adat. Sejak dahulu tananan kehidupan di
            Kampung Naga bersifat teratur berdasarkan aturan turun temurun dari
            adat. Hal ini tidak terlepas dari kearifan lokal yang mereka miliki untuk
            mengatur terkait sistem pengelolaan tanah yang ada di Kampung Naga,
            baik  wilayah  Tanah Komunalnya (pemukiman) maupun  Tanah Milik
            Masyarakat Adat secara individu (pertanian).
                Berhubungan dengan adanya  perbedaan wilayah  Tanah  Ulayat
            dalam  dan luar Kampung Naga, Peneliti mencoba memvisualisasikan
            perbedaan penggunaan dan pemanfaatan tanah di keseluruhan wilayah
            adat Kampung Naga (dalam). Dilihat  dari  Gambar 25,  Wilayah  adat
            Kampung Naga (dalam) memiliki penggunaan dan pemanfaatan tanah
            sebagai berikut: (1)  Pemukiman  dimanfaatkan  sebagai  tempat  tinggal
            masyarakat adat dalam; (2) Perkebunan dimanfaatkan masyarakat adat
            untuk menanam tanaman keras seperti, pohon bambu yang hasilnya akan
            digunakan mereka sebagai bahan baku kerajinan tangan, perlengkapan
            di  dalam  rumah,  dan  bahan  material bangunan  rumah  yang  mereka
            tinggali. Selain itu,  terdapat juga  pohon  akasia  yang  dimanfaatkan
            mereka sebagai kayu bakar untuk memasak. Tidak hanya tanaman keras,
            tanah  perkebunan  yang dimiliki  dan dikuasai oleh  masyarakat adat
            juga dimanfaatkan mereka untuk menanam buah-buahan seperti buah
            manggis, rambutan, pisang, kelapa, dan durian; (3) Sawah dimanfaatkan
            masyarakat adat untuk menanam padi yang panen setiap 2 kali dalam
            setahun  yaitu Januari  dan Juli  atau “janli”  sebutan  yang berlaku  di
            masyarakat  adat.  Hasil pertanian  berupa padi  digunakan untuk
            kebutuhan makan sehari hari selama satu musim. Apabila kebutuhan
            makan selama satu musim sudah bisa terpenuhi maka kelebihan tersebut
            bisa dijual. Ada pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan dalam
            pertanian di adat Kampung Naga. Laki laki bertugas dalam menggarap
            tanah sampai siap  tanam, sedangkan  perempuan  bertugas  menanam
            padi. Setiap kali tahapan menanam ada upacara yang harus dilakukan
            pada masing-masing keluarga; (4) Hutan dimanfaatkan untuk menjaga
            keseimbangan  kehidupan  masyarakat  dengan  alam.  Hal  ini  dikarena
            hutan yang ada di Kampung Naga merupakan hutan yang dikeramatkan



                                                                   BAB 04  63
                                        Sistem Tenurial Masyarakat Adat Kampung Naga
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87