Page 407 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 407

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

                rakat adat adalah komponen pembentuk negara Bangsa
                Indonesia yang menjadi kekayaan budaya, sebagaimana
                semboyan Bhineka Tungal Ika. Oleh karena itu, dele-
                gitimasi dan marjinalisasi eksistensi masyarakat adat
                dan hak-hak agrarianya harus diakhiri.
            (7) Kesetaraan gender. Tidak boleh ada pembedaan hak
                dalam penguasaan, pemilikan dan pemanfaatan atas
                tanah antara laki-laki dan perempuan. Hak laki-laki dan
                perempuan sebagai sesama warga negara mestilah di-
                akui, dilindungi dan diaktualisasikan dalam setiap kebi-
                jakan agraria.
            (8) Kelestarian lingkungan. Penguasaan dan pengusa-
                haan tanah dan kekayaan alam lainnya mestilah tidak
                menjadikan lingkungan hidup menjadi rusak karenanya.
                Menjaga kesuburan dan kelestarian alam menjadi
                rambu-rambu etik agar tanah dan lingkungan kita tetap
                terpelihara untuk kelangsungan hidup generasi beri-
                kutnya. Usaha-usaha di lapangan agraria yang sifatnya
                eksploitatif destruktif hendaknya digantikan oleh sistem
                pengelolaan yang lebih adil terhadap lingkungan hidup.
            (9) Usaha bersama. Dalam pemanfaatan dan pengu-
                sahaan tanah dan kekayaan alam lainnya hendaknya
                mengutamakan bentuk-bentuk usaha gotong-royong
                dan usaha bersama yang dijalankan oleh dan untuk
                rakyat. Kekuatan ekonomi rakyat harus didorong dan
                dikembangkan seluas-luasnya agar rakyat punya
                kemampuan untuk BERDIKARI (berdiri di atas kaki
                sendiri). Ekonomi rakyat kuat maka ekonomi bangsa
                akan tangguh dengan sendirinya. Perlu dikembangkan
                koperasi-koperasi produksi agraria rakyat sehingga

            360
   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411   412