Page 419 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 419
M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)
C.3.3. Meluaskan Rencana: Dari Redistrubusi ke
Reforma Menyeluruh
Apa sikap yang tepat dalam merespon geliat kebijakan
agraria teranyar ini? Bersikap langsung mendukung tanpa
reserve tampaknya merupakan sikap yang kurang cerdas.
Akan tetapi, sikap apriori dan gelap mata langsung menolak
dan beritikad menggagalkannya juga merupakan sikap
berlebihan yang sungguh tak bijak. Mengingat agenda refor-
ma agraria di dalam tubuh pemerintahan ini masih seumur
jagung –diperkenalkan SBY tahun 2004 dan belum optimal
dijalankan, sehingga rentan untuk “layu sebelum berkem-
bang”, penulis lebih memilih untuk memperluas wacana dari
“pemerintah berencana bagi-bagi tanah” menuju “reforma
agraria yang menyeluruh”. Dalam hal ini, ada tiga catatan
yang dapat disorongkan:
Pertama, hendaknya segera dirumuskan konsepsi untuh
mengenai konsep, arah, model dan strategi implementasi
program pembaruan agraria nasional yang akan dijalankan.
Terwujudnya keadilan sosial, kesejahteraan umum, kemak-
muran rakyat dan kemajuan segenap anak bangsa hendaknya
jadi terminal akhir yang dituju pembaruan agraria yang
dirumuskan. Di terminal akhir ini, golongan lemah/miskin
seperti kaum tani, buruh tani, nelayan, buruh, masyarakat
adat dan kaum miskin kota mestilah jadi pihak yang paling
harus merasakan keuntungan dari hasil pembaruan agraria.
Adanya naskah konsep ini akan menjadi panduan bagi
semua pihak untuk menjalankan pembaruan agraria dalam
praktek di lapangan, sekaligus sebagai mekanisme kontrol
dan alat evaluasi atas program ini.
Kedua, Presiden RI hendaknya memimpin langsung
372

