Page 417 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 417

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

            Joyo Winoto (Kepala Badan Pertanahan Nasional) di ha-
            dapan kuli tinta Istana Kepresidenan (28 September 2006)
            memaparkan rencana yang pada intinya: Pemerintah akan
            bagi-bagi tanah! Surat-surat kabar, memberitakan jumlah
            tanah yang akan dibagikan antara 8 - 9 juta hektar yang
            bersumber dari lahan bekas hutan produksi konversi. Renca-
            na ini, kabarnya dijalankan dalam rangka pelaksanaan refor-
            ma agraria untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
                Dapat dibayangkan semburat keriangan yang terpancar
            di lubuk hati kaum tani berlahan sempit, buruh tani, dan
            rakyat miskin pada umumnya menyambut rencana ini. Ber-
            bagai kalangan memberikan apresiasi positifnya karena
            menganggap rencana ini merupakan suatu kebijakan yang
            sudah lama dinantikan. Kalangan ini menempatkan rencana
            pembagian tanah kepada rakyat miskin merupakan sinyal
            paling nyata dari pemerintah dalam merealisasikan pemba-
            ruan (reforma) agraria. Pembagian tanah kepada rakyat me-
            rupakan langkah awal yang sangat tepat dari sebuah peme-
            rintahan yang masih diuji oleh beratnya beragam persoalan
            kusut warisan masa lalu.
                Dalam optik positif, rencana pembagian tanah ini dimak-
            nai sebagai redistribusi asset bagi kaum miskin dalam kon-
            teks “landreform” dan “akses reform” yang berimbas pada
            perombakan struktur agraria yang timpang sehingga jadi
            lebih adil. Landreform yang memungkinkan si miskin
            mengakses pemilikan, penguasaan, penggunaan dan peman-
            faatan tanah agar dapat keluar dari kubangan kemiskinan
            merupakan esensi reforma agraria sejati.
                Di lain pihak, ada yang menanggapi rencana ini dengan
            sikap kritis. Rencana bagi-bagi tanah ini perlu dikritisi

            370
   412   413   414   415   416   417   418   419   420   421   422