Page 568 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 568
Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria 2006-2007
dikan wahana aparatnya (yang sebagian adalah alumni
KAPTI) untuk melakukan refleksi diri. Hal lain yang
tak kalah penting ’kontrol sosial’ juga bisa dilakukan
Institusi Pendidikan Tinggi Agraria melalui kajian-kajian
ilmiah yang kritis terhadap jalannya birokrasi yang
membidangi bidang pertanahan/agraria, sehingga me-
mastikan pembaruan agraria berjalan menurut tujuan
normatifnya.
3. Dalam istilah yang lebih lengkap STPN harus mampu
mereposisi diri menjadi institusi yang melahirkan
lulusan yang mampu meng-artikulasi-kan pikirannya
secara jernih dan tajam (A), didukung bekal substansi
yang kuat (S), memiliki dasar moral yang luhur (M),
dan sekaligus memiliki determinasi pribadi yang tinggi
(D) - ’ASMD’- manusia dengan kapasitas teknis yang
memadai dan secara sosial-kultural tercerahkan.
4. Dengan kata lain STPN bukan hanya tempat berkumpul
staf pengajar dan mahasiswa, akan tetapi merupakan
’wahana bertemu’. Karena jika hanya berfungsi sebagai
wadah berkumpul Perguruan Tinggi serupa itu tak ubah-
nya hanya sebuah habitat belaka, seperti induk ayam
yang kegelisahannya sudah terobati ketika semua anak-
anaknya berceriricitan di seputar kelapak sayapnya.
Bukankah telah cukup buat induk ayam bila mereka
(anak-anaknya) sudah berkumpul semua, tak ada lagi
urusan buat sang induk untuk bertanya mengapa
mereka harus berkumpul.
5. Dengan kata lain hewan hanya memiliki habitat, tempat
berdiri, tidur, makan, berkelamin, berbiak, dan lantas
mati. Dia tidak membutuhkan kesadaran tempat (a-
521

