Page 16 - Proposal Riset Desain Strategi Pertahanan Aktif untuk Pencegahan Peredaran Gelap Narkoba
P. 16
49
situasi dan kondisi yang terjadi sehari-hari di seluruh dimensi masyarakat, khususnya, sebagaimana
50
51
sudah banyak dikaji, ketimpangan sosial-ekonomi, peminggiran/marjinalisasi, dan diskriminasi sosial,
terlebih lagi terhadap kelompok-kelompok minoritas. Paradigma tradisional mengenai pertahanan—
52
yaitu bahwa pertahanan adalah bertahan dari ancaman nyata (imminent threat) yang termaterialisasi ke
dalam sosok musuh yang selalu dipersepsikan dari luar sana—jelas menjadi tidak cukup lantaran
ancaman serangan musuh bisa datang dan muncul dari dalam negeri, bahkan dari antara masyarakat
sendiri.
Sekalipun strategi pertahanan eksternal (outter defense strategy, ODS) tetap diperlukan untuk
memberantas biang dan bandar narkotika, tantangan kemelekatan sosial dari ancaman narkotika perlu
dijawab dengan strategi pertahanan yang lebih berorientasi internal (inner defense strategy, IDS). Artinya,
kita butuh juga strategi pertahanan yang melekat di seluruh urat nadi sosial masyarakat, sehingga
kapanpun ancaman narkotika disuntikkan ke tubuh sosial, ia akan tetap kebal. Menggabungkan kedua
bentuk pertahanan ini—dari luar (yi. terhadap bandar) dan dari dalam (yi. masyarakat sasaran bandar)—
mutlak terkandung dalam strategi besar (grand strategi) manapun yang hendak diformulasikan untuk
menjawab tantangan keamanan IDT-DA. Sehingga, pertanyaan yang menjadi penting diangkat adalah
seperti apa strategi besar pertahanan untuk mengatasi IDT-DA yang mengafirmasi bentuk pertahanan
eksternal dan internal?
Sebenarnya, di satu kesempatan, Kabag Publikasi dan Media Sosial Biro Humpro BNN RI, Hanny
Andhika, pernah memberikan gambaran elaboratif mengenai strategi pencegahan yang dilakukan oleh
BNN. Ia menyebutkan bahwa terdapat tiga bentuk pencegahan: Primer, yang menyasar mereka yang
belum mengenal narkotika melalui penyuluhan dan informasi; Sekunder, kepada yang sedang mencoba-
coba via deteksi dini; dan Tersier, menyasar para mantan pengguna narkoba dan masyarakat luas untuk
49 Seyed Ali Shafiee, Emran Razaghi, dan Abou Ali Vedadhir, “Multi-Level Approach to Theories of Addiction: A Critical Review,”
Iranian Journal of Psychiatry and Behavioral Sciences 13, no. 2 (15 Mei 2019).
50 Merrill Singer, Drugging the poor: Legal and illegal drugs and social inequality, Waveland P, 2007.
51 Kaya Lurie, Breanne Schuster, dan Sara Rankin, “Discrimination at the Margins: The Intersectionality of Homelessness &
Other Marginalized Groups,” SSRN Electronic Journal, 2015; Natalie D. Crawford et al., “The Relationship Between Perceived Discrimination
and High-Risk Social Ties Among Illicit Drug Users in New York City, 2006–2009,” AIDS and Behavior 17, no. 1 (26 Januari 2013): 419–26;
Natalie D. Crawford et al., “The relationship between multiple forms of discrimination, neighborhood characteristics, and depression among
illicit drug users in New York city,” Journal of Drug Issues 44, no. 2 (2014): 197–211.
52 Kali Cyrus, “Multiple minorities as multiply marginalized: Applying the minority stress theory to LGBTQ people of color,” Journal
of Gay & Lesbian Mental Health 21, no. 3 (3 Juli 2017): 194–202; Jeremy T. Goldbach et al., “Minority Stress and Substance Use in Sexual
Minority Adolescents: A Meta-analysis,” Prevention Science 15, no. 3 (19 Juni 2014): 350–63; Keren Lehavot dan Jane M. Simoni, “The impact
of minority stress on mental health and substance use among sexual minority women.,” Journal of Consulting and Clinical Psychology 79, no.
2 (April 2011): 159–70.
16 | Proposal Riset Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) |
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBJ) dan Badan Narkotika Nasional (BNN)