Page 13 - Proposal Riset Desain Strategi Pertahanan Aktif untuk Pencegahan Peredaran Gelap Narkoba
P. 13
dalam kaitannya dengan permintaan harga: ia bisa berdasarkan jejaring hubungan pertemanan, reputasi
39
42
40
di jalanan, keberadaan substansi/obat lain, kadar kepercayaan, dst. Singkatnya, hukum permintaan-
41
penawaran tidak dengan sendirinya menentukan “rasionalitas” pasar narkotika ini. Sehingga menjadi
penting untuk memulai kajian dengan menelisik properti apa saja yang terdapat pada pasar gelap obat
terlarang (PGOT) yang berkontribusi pada resiliensinya dalam menghadapi tekanan dari pemerintah dan
penegak hukum. Hasil penelisikan ini tentunya akan berguna bagi upaya untuk mencari celah dalam
melemahkan resiliensi pasar tersebut melalui suatu sistem interdiksi yang terpadu.
Celah kebijakan ketiga tampak dari dua hasil survei mengenai penyalahgunaan narkotika yang
43
dilaksanakan oleh BNN dengan, berturut-turut, Pusat Penelitian Kesehatan UI (2016) dan Pusat
Penelitian masyarakat dan Budaya LIPI (2019). Pada survei pertama, ditemukan bahwa sebenarnya 80%
44
masyarakat Indonesia sudah memiliki pengetahuan akan risiko dan bahaya narkotika, tapi toh tetap saja
penyalahguna narkotika tinggi. Tiga tahun kemudian, pada survei kedua, ditemukan bahwa dari
keseluruhan pengguna kelompok umur pemuda dan mahasiswa yang dijadikan responden, sebanyak
lebih dari 50% dari mereka mengetahui dampak buruk narkotika yang mereka sempat gunakan—tapi toh
tetap saja menggunakan. Yang menarik—dalam artian ironis—dari kedua temuan survei ini bukanlah
angka dan kedua ekspresi “toh” di atas. Melainkan justru rekomendasinya yang seakan terputus dari
temuannya. Maksudnya, kedua temuan di atas menunjukkan bahwa tidak terbukti korelasi signifikan
antara kepemilikan pengetahuan akan bahaya narkotika dengan keputusan menyalahgunakan
narkotika. Namun demikian, sekalipun tidak terbukti, tapi toh—dan “toh” ketiga ini yang menarik—
rekomendasi yang diberikan adalah lagi-lagi kegiatan diseminasi pengetahuan atau penyuluhan.
“Peningkatan pengetahuan harus dimulai dari sedini mungkin,” “memberikan penyebaran
informasi P4GN secara benar dan akurat,” “sosialisasi dan edukasi kegiatan P4GN di sekolah dan
perguruan tinggi,” dan “mengintegrasikan materi narkoba ke dalam semua pelajaran di sekolah"
39 Marie Ouellet dan Carlo Morselli, “Precursors and prices: Structuring the Quebec synthetic drug market,” Journal of
Drug Issues 44, no. 1 (2014): 37–55, https://doi.org/10.1177/0022042613491104.
40 Kim Moeller dan Sveinung Sandberg, “Putting a price on drugs: An economic sociological study of price formation
in illegal drug markets,” Criminology 57, no. 2 (2019): 289–313, https://doi.org/10.1111/1745-9125.12202.
41 Craig A. Gallet, “Can Price Get The Monkey Off Our Back? A Meta-Analysis of Illicit Drug Demand,” Health
Economics 23, no. 1 (Januari 2014): 55–68.
42 Nuria Lorenzo-Dus dan Matteo Di Cristofaro, “‘I know this whole market is based on the trust you put in me and I
don’t take that lightly’: Trust, community and discourse in crypto-drug markets,” Discourse and Communication 12, no. 6
(2018): 608–26, https://doi.org/10.1177/1750481318771429.
43 BNN dan Pusat Penelitian Kesehatan UI, “Hasil Survei Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada
Kelompok Pelajar dan Mahasiswa Di 18 Provinsi Tahun 2016,” 2017.
44 BNN dan LIPI, “Survei Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2019,” 2019.
13 | Proposal Riset Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) |
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBJ) dan Badan Narkotika Nasional (BNN)