Page 21 - Proposal Riset Desain Strategi Pertahanan Aktif untuk Pencegahan Peredaran Gelap Narkoba
P. 21
3. Memformulasikan garis besar (outlook) kebijakan strategis yang inovatif terkait IDT-DA dalam
bentuk buku doktrin dengan mendasarkan pada baseline dan hasil evaluasi dari dua siklus
sebelumnya.
KERANGKA ARGUMEN
Untuk mengemban tujuan penelitian, beberapa poin kerangka argumen yang menjadi pijakan
penelitian ini penting untuk diklarifikasi:
1. Pertahanan Non-Tradisional dan Paradigma Resiliensi
Tantangan keamanan baru yang tergolong non-tradisional, seperti peredaran gelap narkotika
60
yang menjadi subjek studi kali ini, sudah banyak membuat para perumus kebijakan keamanan
internasional, khususnya NATO yang terang-terangan menyatakan ini, untuk mulai
mengadopsi postur pertahanan yang menganut paradigma resiliensi (ketahanan): yaitu bahwa
pertahanan dilihat sebagai “kesiagaan sipil [..] dan kesiapan menghadapi hal tak terduga
(contingencies) yang dapat berdampak parah pada fondasi masyarakat dan infrastruktur
61
kritis.” Hal ini sejalan pula dengan dunia akademik dan tangki pemikir (think-tank) yang
berkutat dalam studi strategi dan pertahanan (strategic and defense studies) sendiri yang mulai
banyak menganjurkan paradigma baru resiliensiisme (resiliencism) sebagai “proses
penyesuaian yang terpolakan yang diadopsi oleh masyarakat atau individu untuk siap dalam
menghadapi guncangan endogen maupun eksogen.” 62 Dalam pandangan ini, makna
pertahanan tidak hanya bermakna militeristik, mempersenjatai diri untuk melawan musuh,
melainkan juga berarti membangun sistem imun dan kekebalan di seluruh unit dan tingkatan
sosial: mulai dari masyarakat, subkelompok, komunitas, keluarga, dan bahkan psikis individu
warga.
Dalam kerangka pertahanan di era resiko dan ancaman non-tradisional inilah, atau singkatnya
resiliensi, strategi Pertahanan Aktif (active defense) harus diletakkan. Pertahanan Aktif (PA)
60 Studi keamanan membagi dua macam ancaman: tradisional dan non-tradisional. Yang pertama berkaitan dengan keamanan dan
eksistensi kedaulatan negara, khususnya dari ancaman seperti serangan pesawat tempur, rudal balistik, maupun tank negara lawan; yang
kedua lebih berkaitan dengan bentuk-bentuk ancaman yang tidak muncul dari negara, dan tidak melulu dari luar batas negara: bencana alam,
wabah pandemik, krisis pangan, terorisme, kriminalitas siber, dan, sebagaimana studi ini, peredaran gelap narkotika. Lebih jauh, lih. J. Peter
Burgess, ed., The Routledge Handbook of New Security Studies (Routledge, 2010).
61 “Resilience: the first line of defence,” NATO Review, 27 Februari 2019,
https://www.nato.int/docu/review/articles/2019/02/27/resilience-the-first-line-of-defence/index.html.
62 Philippe Bourbeau, “Resiliencism: premises and promises in securitisation research,” Resilience 1, no. 1 (April 2013): 10.
21 | Proposal Riset Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense) |
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBJ) dan Badan Narkotika Nasional (BNN)