Page 148 - Ayah - Andrea Hirata
P. 148

Saat Langit



            Menjadi Biru










            SETELAH  hujan lebat, matahari bersinar lagi.  Bersama
            angin yang tenang, ombak terlempar ke pesisir dalam ben-
            tuk gulungan-gulungan kecil, semakin lama, semakin pelan,
            semakin lemah, laksana armada yang lelah bertempur di te-
            ngah samudra, kalah, lalu pulang.

                 Batu-batu granit sebesar rumah, yang telah tertanam di
            pesisir sejak masa jura—berarti paling tidak 150 juta tahun—
            termangu-mangu. Di punggungnya hinggap beberapa ekor
            burung camar, gesit mematuki teritip, ribut berebut sisa-sisa

            makanan dan bermain-main dengan bungkus plastik yang
            ditinggalkan turis lokal. Sesekali menjerit, nyaring, panjang,
            dan sepi.
                 Perahu-perahu nelayan yang ditambatkan di dermaga
            dimain-mainkan  ombak,  bunyi  mereka saling terantuk me-

            nambah sepi. Pohon ketapang menunduk saja. Angin, sang
   143   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153