Page 150 - Ayah - Andrea Hirata
P. 150

Ayah ~ 137


            dan di dunia ini hanya terjadi di pantai barat itu. Terbitlah

            kepercayaan, jika saat langit menjadi biru itu muncul, tahun itu
            akan menjadi tahun yang baik. Musim hujan takkan berke-
            panjangan, musim kemarau takkan keterlaluan. Timah akan
            lebih mudah didapat, ikan lebih gampang dipukat, lada ber-
            buah lebat. Dan, ini yang seru, barang siapa yang mampu
            menahan napas selama saat langit menjadi biru itu berlangsung,
            berarti paling tidak enam puluh detik, akan gampang dapat
            jodoh.
                 Karena itu, Februari adalah bulan yang paling mende-

            barkan bagi para bujang lapuk di kampung kami. Jika Feb-
            ruari tiba, berbondong-bondonglah mereka ke pantai barat.
                 Sabari tak pernah percaya, tetapi tahun ini dia berniat
            ke pantai barat.
                 “Apa? Kau juga mau ikut-ikutan ke pantai?” Ukun men-
            cibir.
                 “Ya, dan harusnya kau dan Tamat juga ikut.”
                 “Tak sudi!” kata Tamat. “Mengapa kau percaya sama
            dongeng?”
                 “Tapi, ada buktinya.”
                 “Bukti apa?”
                 “Karena sering ke pantai barat, Muharam dapat istri

            PNS.”
                 “Itu bukan karena langit menjadi biru, itu karena perempu-
            an itu kena tipu Muharam!”
                 “Mereka yang ke pantai itu adalah orang-orang yang tak
            laku!” bentak Ukun.
   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154   155