Page 155 - Ayah - Andrea Hirata
P. 155

142 ~ Andrea Hirata


          wa tak terbilang banyaknya kebaikan, prestasi, dan pemikiran

          cemerlang umat manusia dihasilkan saat sedang duduk sendi-
          ri sambil minum teh.


              Dan tahukah kau, Kawan, apa yang ada dalam teh itu?



              Sabari bertanya secara retorik dalam suratnya.


              Tahukah?
              Es.
              Itulah benda yang ada di dalam gelas teh itu.
              Es, tak lain tak bukan, es.
              Oleh karena itu, menurut hematku, para pemilik pabrik es dan
          karyawannya adalah orang-orang yang disayangi Tuhan.



              Sabari mengakhiri surat dengan satu puisi.


              Persahabatan kita indah tak terperi, sehingga rembulan menjadi iri
              Salam tangan memeluk badan (karena dinginnya gudang es)

              Dalam dekapan rindu, kawanmu selalu,
              S, dan A, B, R, dan I


              Tentu berat juragan melepas pegawai yang berseni ting-
          gi, pintar berpuisi, jujur, rajin, dan penyabar.
              “Mengapa harus berhenti, Ri?”
              “Karena saya ingin memulai hidup baru, Nya.”
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160