Page 156 - Ayah - Andrea Hirata
P. 156
Ayah ~ 143
“Oh, mau menikah?”
Sabari tersipu.
“Kurang lebih begitulah, Nya.”
“Susah mencari pegawai macam kau, Boi, tapi kalau
mau menempuh hidup baru, apa hendak dikata. Itu lingkar-
an nasib, tak dapat dihalangi, takdir, aku maklum, maklum
sekali.”
“Terima kasih, Nya.”
“Siapakah perempuan yang berbahagia itu?”
“Beruntung, Nya.”
Nyonya agak bingung.
“Maksudnya?”
“Saya yang berbahagia, dia yang beruntung.”
“Oh, ojeh, maksudku, siapakah perempuan yang berun-
tung itu?”
Sabari tersipu lagi.
“Namanya Marlena, Nya.”

