Page 159 - Ayah - Andrea Hirata
P. 159
146 ~ Andrea Hirata
“Baik, Pak.”
“Apakah Saudara pernah mendengar kata opportunity?!”
“Belum pernah, Pak.”
“Opportunity! Artinya, kesempatan emas! Batako saya di-
pakai untuk membangun sekolah. Maka, ini adalah kesempat-
an emas bagi Saudara untuk membuat hidup Saudara yang
tak berguna itu menjadi berguna. Bekerja di pabrik saya ber-
arti membantu pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Jangan Saudara sepelekan itu! Apakah Saudara mengerti apa
yang saya bicarakan ini?!”
“Mengerti, Pak.”
“Asal Saudara?!”
“Belantik.”
“Oh, Belantik!?” Markoni muntab lagi karena teringat
usaha rental alat-alat musiknya yang diperlakukan semena-
mena oleh para musisi amatir dari Belantik.
“Apakah Saudara seorang pemain musik?!”
“Bukan, Pak.”
Markoni tenang sedikit.
“Saudara tahu lagu-lagu?”
“Lumayan, Pak.”
“Lagu apa yang hafal?”
“‘Terajana’, Pak.”
“Saya juga hafal lagu itu. Hafal lagu ‘Minar Com-
blangku’?”
“Tidak, Pak.”

