Page 164 - Ayah - Andrea Hirata
P. 164

Ayah ~ 151


                 “Minggu?” tanya Ukun.

                 “Aku tak tahu.”
                 “Mengapa tak tahu?”
                 “Karena aku libur.”
                 “Oh.”
                 “Bahkan,  aku  tahu warna baju  yang  sedang  dipakai

            Lena.”
                 “Hanya dengan menempelkan telinga wajanmu itu ke
            tanah?” Tamat mulai jengkel.
                 “Ya.”
                 “Mungkin kau bisa tahu berapa liter bensin yang ada da-
            lam tangki-tangki motor itu, Ri! Atau kau tahu jumlah uang
            dalam dompet Lena.” Tak tahan Tamat mendengar omong
            kosong itu.

                 “Yang jelas lebih banyak daripada jumlah uang dalam
            dompetmu, Mat.”
                 Tamat panas.
                 “Dapatkah kau tahu bahwa Dra. Ida Nuraini sedang me-
            nuju arahmu untuk membawamu ke panti rehab kejiwaan?!”

                 Sabari tak berkutik.
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169