Page 154 - Ayah - Andrea Hirata
P. 154

Ayah ~ 141


            ta setiap hari disiksa rindu. Sudah kukatakan kepadamu, Ka-

            wan, tak ada sifat-sifat berkecil hati dalam diri Sabari.
                 Sabari senang bekerja di pabrik es. Juragan dan kawan-
            kawan  sesama kuli sudah seperti saudara  baginya. Maka,
            secara bersungguh-sungguh, sebagai satu sikap hormat dan
            sayang kepada mereka, dia membuat tiga lembar surat peng-

            unduran diri, yang bolehlah dikatakan amat puitis.


                 Meski tak sekolah
                 Tapi kambing bangun pagi
                 Sapi bangun lebih pagi lagi
                 Dengan penuh kerendahan hati
                 Aku Sabari bin Insyafi
                 Menulis surat ini untuk mohon diri



                 Begitu perihal dalam suratnya. Dikatakannya pula da-
            lam surat itu bahwasanya pekerjaan di pabrik es telah mem-
            berinya pencerahan dan satu cara pandang yang berbeda me-
            ngenai manusia sebagai ciptaan Tuhan yang Agung.

                 Bahwa es bukanlah sekadar benda biasa, tetapi juga ber-
            jasa dalam mengurangi penderitaan ikan-ikan yang meregang
            nyawa dengan mata memelotot di pasar ikan sana. Bahwa es
            sudah ada dalam peri kehidupan manusia sejak mula pera-
            daban. Bahwa es bukanlah sekadar benda mati yang dingin
            jika disentuh, melainkan sebuah benda besar faedah yang ba-
            nyak sekali membuka lapangan kerja bagi orang susah. Bah-
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159