Page 259 - Ayah - Andrea Hirata
P. 259

246 ~ Andrea Hirata


              Tak  pernah sebelumnya  Zuraida  berani  mengunjungi

          pasar malam sendiri. Di depan kaca, dikuatkannya hatinya
          bahwa tak perlu menunggu punya pasangan hanya sekadar
          untuk naik komidi putar yang disukainya, menyaksikan aksi
          tipu daya tukang dadu cangkir, melihat para pembalap tong
          setan dari Mojokerto, sambil menikmati kembang gula.

              Tak sedikit yang berbisik-bisik dan memandangnya de-
          ngan  aneh.  Zuraida melangkah dengan  tenang,  sendiri  di
          tengah hiruk pikuk pasar malam. Dia menyaksikan apa pun
          yang disukainya, membeli apa pun yang diinginkannya, dia
          tersenyum, tertawa, dan bertepuk tangan, sesuatu yang tak
          pernah berani dilakukan sebelumnya. Surat-surat Lena telah
          membuatnya menemukan seseorang yang baru dalam diri-
          nya, seseorang yang lebih gembira dan bernyali. Di sebelah

          sana, Izmi sibuk mengokang senapan mainan, lalu membidik
          bebek yang lewat dengan cepat. Dia menembak dan memele-
          set, berderailah tawanya, sendirian. Telah lama Zuraida dan
          Izmi tak merasa gembira seperti malam itu.
   254   255   256   257   258   259   260   261   262   263   264