Page 391 - Ayah - Andrea Hirata
P. 391

378 ~ Andrea Hirata


          disematkan di setang sepeda. Dulu untuk membonceng Zor-

          ro, kini untuk membonceng Abu Meong yang juga akan ikut
          menjemput Zorro. Balon-balon gas, yang berwarna sama de-
          ngan balon gas yang dipegang Zorro delapan tahun yang lalu,

          saat dia dibawa Lena dari taman balai kota, diikat di setang
          sepeda. Terakhir, dikalungkannya dua medali penghargaan
          karyawan terbaik dari pabrik Markoni.
              Tengah hari, Sabari berangkat ke dermaga dengan me-
          nyandang tas plastik berisi piala dan berkalung dua medali.

          Abu Meong duduk di keranjang rotan. Tak berhenti menge-
          ong karena dia memang paling suka kalau diajak jalan-jalan.
          Balon-balon gas berkibar-kibar. Meriah.

              Udara cerah, angin bertiup pelan. Jantung Sabari ber-
          dentum setiap kali  dia mengayuh sepeda. Tak pernah dia
          merasa segugup itu. Dilintasinya padang ilalang yang tengah
          berbunga, bak buih di tengah samudra. Namun, nun di langit
          barat sana awan gelap mengapung rendah.

              Pegawai kantor syahbandar mengatakan bahwa bisa
          saja kapal kayu itu tak merapat jika cuaca buruk. Sabari ce-
          mas karena di tengah suhu yang panas itu sesekali berembus

          angin yang dingin, berasal dari barat, satu tanda hujan lebat
          akan turun, boleh jadi menjadi badai.
              Sabari mengucap seribu doa, dia sangat ingin berjum-
          pa dengan anaknya. Awan di barat semakin gelap, semakin
          rendah. Dia ingat puisi merayu awan yang pernah diajarkan
   386   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396