Page 65 - Ayah - Andrea Hirata
P. 65

52 ~ Andrea Hirata


          mengeluarkan suara, tetapi juga kisah tentang seorang lelaki

          yang bersusaha tetap senang dalam kepungan kesulitan. Ka-
          rena itu, meski sebenarnya jengkel kepada Syarif, kejengkelan
          itu lindap ketika melihat ayahnya tersenyum simpul di depan
          radio itu. Amiru ingin menghadap Syarif.
              Tentu Syarif kaget melihat Amiru yang telah dimarahi-

          nya berani datang lagi ke kiosnya.
              “Mau apa lagi kau, Bujang?!”
              Amiru berterus terang bahwa dia mau belajar lebih ba-
          nyak soal radio sebab dia senang pengetahuan listrik dan elek-
          tronika.
              “Apa katamu? Coba kau ulangi lagi.”
              “Aku mau belajar ilmu radio.”
              “Ulangi lagi.”

              “Aku mau belajar ilmu radio dari Pak Cik.”
              “Hmmm ....”
              “Pak Cik Syarif Miskin.”
              Syarif senang dan serta-merta menjelaskan beragam te-
          ori tentang intervensi siaran radio.

              Di rumah, Amiru sering menemani ayahnya mendengar
          radio sambil membicarakan pelajaran yang didapatnya dari
          Syarif Miskin. Ayahnya makin bergairah, apalagi telah bere-
          dar kabar di kampung bahwa akan ada siaran yang tak boleh
          dilewatkan.
              Hari silih berganti. Amiru  naik ke kelas enam.  Amir-
          ta, naik ke kelas empat. Si bungsu Amirna masuk kelas satu.
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70