Page 70 - Ayah - Andrea Hirata
P. 70

Ayah ~ 57


            lambang macam kalian-kalian ini, takkan memahami puisi!

            Ini urusan orang pintar, Boi. Pakai imajinasi!”
                 Ukun dan Toharun ternganga. Tamat tak terima.
                 “Waspada, Ri. Kalau ternyata surat ini untuk orang lain,
            kau bisa senewen.”
                 “Benar! Hati-hati kau. Ada istilah untuk orang macam

            kau ni,” sambung Toharun.
                 “Apa?”
                 “Opsesip kumulatip!”
                 “Nama depan S dan dua huruf A belum tentu kau, Boi!
            Kemungkinan masih sangat luas!” kata Ukun.
                 “Boleh jadi, boleh jadi ....” Sabari menjawab dengan te-
            nang, penuh perhitungan.
                 “Tapi, semua sudah kuperiksa. Mari kita tinjau. Saba-

            rudin, huruf S dan dua huruf A adalah petugas kebersihan
            sekolah sekaligus ustaz, tak mungkin ada main sama Lena.
            Syahrani,  tata  usaha  sekolah,  perempuan. Sahari,  penjaga
            kantin sekolah, juga perempuan. Sya’ban, mantan suami Ha-
            sanah, bekerja di pejagalan, sudah kawin lagi sama Martun.

            Safarudin, guru Kimia, sudah pensiun. Syamsiar, guru Bio-
            logi, galak minta ampun, tapi setia sama istri. Sahani, guru
            Pendidikan Moral Pancasila, adalah umat manusia berakhlak
            mulia yang mustahil main api sama murid. Safani, adik Saha-
            ni, mandor pabrik sepatu sirat. Burhanadin, guru Seni Suara,
            ada dua huruf A, tapi tak ada huruf S. Senyorita, nama an-
            jing penjaga sekolah.
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75